Air Sungai Asin Terdampak Rob, Petani Waswas Gagal Panen
STOP SEMENTARA – Petani disepangjang pinggiran Kali Sewo terpaksa menghentikan sementara pompanisasi. Menyusul masuknya air laut ke kali yang membelah wilayah Kabupaten Indramayu dan Subang itu sejak dua pekan terakhir-Kholil Ibrahim -Radar indramayu
SUKRA, RADARINDRAMAYU.ID – Perjuangan petani diwilayah pesisir pantura Bumi Wiralodra kian berat. Demi menyelamatkan tanaman padi mereka ditengah krisis pasokan air imbas musim kemarau.
Musababnya, sumber air alternatif yakni sungai maupun kali pembuang terancam tidak bisa lagi dimanfaatkan untuk mengairi sawah. Lantaran mulai bercampur dengan air laut. Gegara terdampak rob alias pasang air laut
Seperti terjadi di Kali Sewo, Kecamatan Sukra. Permukaan air laut yang mengalami pasang sudah mulai masuk ke Kali Sewo hingga sepanjang sekitar 1,5 kilometer dari pesisir pantai. Aktivitas pompanisasi yang dilakukan oleh para petani langsung dihentikan untuk sementara.
“Nyedotnya di stop dulu, airnya asin,” kata Wasda, petani asal Desa Sukra, Kecamatan Sukra, Selasa (26/9).
BACA JUGA:Imbau Petani Stop Bakar Jerami, Libatkan Gapoktan Olah Jerami Menjadi Kompos
BACA JUGA:Timnas Indonesia U-24 Hadapi Uzbekistan di Babak 16 Besar. Berharap Berkah Ramadhan Sananta
Seingatnya, intrusi air laut ke Kali Sewo sudah mulai terjadi sejak dua minggu lalu. Semula, panjang kali yang terdampak hanya ratusan meter. Namun menjelang bulan purnama, intrusi air laut bertambah panjang.
“Sekarang mungkin sekitar 1,5 kilometer. Sudah hampir sampai ke jembatan Sewo,” katanya.
Hal itu dibenarkan Yani, petani lainnya. Semula debit air Kali Sewo yang membelah wilayah Kabupaten Indramayu dan Subang itu mengalami penyusutan. Tetapi seminggu terakhir, permukaan air justru mengalami kenaikan.
“Aliran air bukan mengalir ke utara, tapi balik lagi ke selatan. Ini tandanya Kali Sewo sudah tercampur air laut,” jelasnya.
BACA JUGA:Harga Tomat Anjlok di Pasar Induk Sayuran Patrol
BACA JUGA:Seratus Persen Lulus Uji Kompetensi Nasional, 229 Mahasiswa STIKes Indramayu Diwisuda
Melihat perubahan itu, aktivitas pompanisasi yang dilakukan oleh para petani langsung dihentikan untuk sementara waktu. Sampai rob usai. Sembari menunggu jadwal gilir air, walaupun seringnya tidak kebagian.
“Itulah kenapa petani dipinggir Kali Sewo memilih pompanisasi. Sebab kalau mengandalkan gilir air saluran irigasi, jarang nyampe,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: