Air Sungai Asin, Tanaman Padi Terancam Gagal Panen, Petani Tambak Sungai

Air Sungai Asin, Tanaman Padi Terancam Gagal Panen, Petani Tambak Sungai

TAMBAK SUNGAI – Antisipasi krisis air sekaligus mencegah intrusi air laut, petani diwilayah pesisir pantura Indramayu bergotong royong membendung sungai.-KHOLIL IBRAHIM-RADAR INDRAMAYU

KANDANGHAUR, RADARINDRAMAYU.ID –Ikhtiar petani diwilayah pesisir pantura Bumi Wiralodra kian berat. Demi menyelamatkan tanaman padi ditengah ancaman kekeringan datangnya musim kemarau.

Musababnya, sumber air andalan yakni sungai maupun kali pembuang terancam tidak bisa lagi dimanfaatkan untuk mengairi sawah mereka. Lantaran mulai bercampur dengan air laut.

Seperti terjadi di sungai Sumber Mas, Desa Ilir, Kecamatan Kandanghaur. Permukaan air laut yang mengalami pasang masuk lewat celah pintu air yang berada di muara. Aktivitas pompanisasi yang dilakukan oleh para petani langsung dihentikan.

Mencegah intrusi air laut ke sungai bertambah parah, petani dan Pemerintah Desa Ilir, bergotong royong membendung sungai Sumber Mas.

 BACA JUGA:Geger, Pemilik Toko Kelontong Ditembak Orang Tak Dikenal

BACA JUGA:Mulai Diterapkan di Wilayah Jabode, Seluruh Wilayah Regional JBB Implementasikan Skema Full QR

Yakni dengan menggunakan kerangka kayu dan bambu. Setelah kerangka terbentuk para petani menimbunnya dengan tanah kemudian menutupnya dengan terpal plasik.

Aksi tambah sungai itu dibenarkan Ketua KTNA Kecamatan Kandanghaur, Waryono. Tak hanya di Kandanghaur, upaya serupa juga dilakukan petani lainnya diwilayah pantura Kecamatan Patrol, Losarang maupun Sukra.

Ia menyebutkan, dampak intrusi air laut ke sungai membuat ratusan hektare tanaman padi disejumlah desa wilayah pesisir pantura terancam mati.

Di Kecamatan Kandanghaur, selain di Desa Ilir, ancaman yang sama juga menimpa areal persawahan di Desa Parean Girang.

“Kalau sudah kena air asin, tanaman padi bisa layu, kering lalu mati,” kata dia kepada Radar, Jumat (9/6).

 BACA JUGA:Tiga Tersangka Kasus Perdagangan Orang Diamankan, Satu Diantaranya Wanita

BACA JUGA:Ingatkan Caleg Peserta Pemilu Tak Paku Alat Kampanye di Pohon

Kondisi seperti ini hampir terjadi saban tahun. Terutama saat musim tanam gadu. Karena itu, Waryono berharap bantuan dari pemerintah provinsi maupun pusat untuk mencari solusi yang sering dialami oleh para petani diwilayah pesisir pantura.

Menurut dia, salah satu solusinya adalah dengan pembuatan bendung karet. Selain dapat mencegah intrusi air laut ke sungai, bendung karet bisa berfungsi sebagai tempat penyimpanan air ataulong storage sekaligus mengurangi resiko banjir akibat pasang air laut.

Pembangunan bendung tidak membutuhkan pembebasan lahan karena menggunakan badan sungainya sendiri. Desain dan konstruksinya lebih sederhana dibanding pembangunan bendungan. Sehingga biayanyapun relatif kecil dibawah Rp100 miluar.

“Makanya kita minta ke pemerintah provinsi atau pusat. Karena walaupun anggarannya kecil, pemerintah kabupaten sepertinya tidak akan sanggup,” jelasnya. (kho)

BACA JUGA:11 Pengedar Narkoba Berhasil Ditangkap Polisi, Begini Kata Kapolres

BACA JUGA:Musim Tanam Gadu Petani Minta Jaminan Pasokan Air, Bupati Respon

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: