Soal Sholat Idul Fitri yang Viral di Medsos, Begini Penjelasan Syekh Panji Gumilang

Soal Sholat Idul Fitri yang Viral di Medsos, Begini Penjelasan Syekh Panji Gumilang

EKSKULIF_GM Radar Indramayu Adun Sastra wawancara khusus dengan Syekh Panji Gumilang terkait dengan berita yang viral tentang salat ied--

Sehingga menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat. Karena tampak dalam barisan jamaah salat Ied ada sosok perempuan di barisan depan. Persis di belakang imam dengan berjarak seperti saat pandemi Covid-19.

BACA JUGA:Pastikan Kecukupan Pasokan Listrik Selama Liburan Idul Fitri

BACA JUGA:Arus Mudik dan Balik Lebaran 2023, Total 2,2 Juta Kendaraan Melintasi Jalur Pantura Bumi Wiralodra

Syekh dengan santainya menjawab bahwa hal itu tidak usah dibesar-besarkan. Diakuinya, salat berjarak itu sudah lama dilakukan semenjak ada pembangunan masjid. Hanya baru dilakukan secara intensif setelah ada fatwa larangan salat di dalam masjid.

Diakui Syekh Panji Gumilang  saat itu saya menolak adanya fatwa yang melarang masuk atau salat di masjid. Karena kalau saya tidak menolak maka semua masjid saat itu bisa kosong dan apakah kita menginginkan masjid di Makkah juga kosong.

”Tentunya tidak  dan jangan sampai terjad kekosongan dalam beribadah,”jelas syekh seraya menegaskan bahwa sang pencipta menganjurkan berlapang_lapanglah kamu dalam majelis  karena salat adalah majelis.

Menurutnya, pihaknya tidak mau menyebutkan bahwa yang jamaah salat Ied itu ada sosok perempuan di barisan depan adalah istrinya.

 Perempuan yang berada di barisan depan bukan hanya sendirian, tapi banyak perempuan lainnya berada di belakang dan di lantai bawah masjid.

Diceritakan syekh, saat itu jumlah jamaah di lantai bawah mencapai 2.500 jamaah dan sebagian besar perempuan dan berjajar bareng. Ketika disinggung apakah ada dalil yang menerangkan hal tersebut, syekh juga menegaskan bahwa jangan berbicara dalil karena kita ini bukan dagangan dalil.”Silakan baca Al Quran saja nanti akan ketemu. Jangan bicara dalil karena saya tidak sedang berdagang dalil,’imbuhnya.

BACA JUGA:Lalin Lancar Warga Bongkar Pagar Penutup U-Turn

BACA JUGA:Tim Inovator Pertamina RU VI Menangkan Penghargaan Kategori Gold untuk Produk Inovasi Go Foam di Turki

Ditambahkannya, anehnya setiap kita membicarakan hak perempuan yang harus kita junjung tinggi, malah sebaliknya menjadi persoalan Syekh juga lebih memerintahkan kepada kita mengembalikan sebuah persoalan itu kepada Al Qquran. Sebab, hak perempuan dan laki_laki itu sama dan tidak boleh ada diskriminasi terhadap perempuan.

”Nanti ke depan kita  akan menunjuk perempuan untuk mengantikan perannya laki_laki. Seperti sebagai Khatib yang akan di praktekan di lembaga pendidikan yang dipimpinnya,”imbuhnya.

Lebih lanjut menegaskan, adanya seorang yang sedang dudu di kursi saat jamaah salat ied. Diakui Syekh bahwa orang itu adalah teman dekatnya dan beragama nasrani.”Apakah tidak boleh kalau ada agama lain yang hadir saat salat.

Pihaknya lebih kepada menghormati seseorang dan saya siapkan untuk duduk disamping bukan ikut salat,”tegas syekh sambil menjelaskan bahwa yang duduk itu adalah wartawan senior dari Jakarta dan setiap lebaran selalu saya undang untuk datang ke Al Zaytun. (dun)

BACA JUGA:Jadwal Lengkap Timnas Indonesia U-22 di Sea Games 2023 Kamboja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: