Krisis Air Peternak Bebek Terpaksa Gunakan PDAM

Krisis Air Peternak Bebek Terpaksa Gunakan PDAM

KRISIS AIR - Peternak bebek ikut terdampak kekeringan. Sejumlah peternak terpaksa menggunakan air PDAM-Kholil Ibrahim -Radar indramayu

LOHBENER, RADARINDRAMAYU.ID  – Musim kemarau membikin petani pusing tujuh keliling. Demikian pula para peternak bebek.

Gegara kekeringan, mereka kesulitan memperoleh pasokan air untuk kebutuhan minum bebek.

Sebagai solusinya, sejumlah peternak terpaksa mencari alternatif sumber air lain, yakni dengan menggunakan air PDAM. Alhasil, tagihan air melonjak sampai dua kali lipat dari biasanya.

“Biasanya paling tinggi Rp150 ribu, sekarang tagihan PDAM bisa nyampe tiga ratus ribuan sebulan,” kata Wanta, peternak bebek kandangan asal Kecamatan Lohbener kepada Radar, kemarin.

BACA JUGA:Baju Adat Nusantara, Pegawai Kemenag Peringatan HUT-78 Kemerdekaan

BACA JUGA:Tak Kalah Uniknya, Sambut HUT RI ke-78 LPZ Gelar Parade Satwa di Lembang Park and Zoo

Penggunaan air PDAM ini terpaksa dilakukan lantaran sudah keringnya saluran air irigasi maupun sungai pembuang sejak dua bulan terakhir. Sementara memanfaatkan sumur bor jelas tidak mungkin. Pasalnya, air yang keluar berasa asin.

“Kalau didaerah saya dari dulu gak bisa ngebor atau bikin sumur. Yang keluar air asin,” ucap dia.

Wanta menjelaskan, air PDAM yang mengandung kaporit tidak bisa langsung diberikan untuk minum bebek. Tetapi harus didiamkan terlebih dahulu selama sekitar 24 jam atau sehari semalam.

“Alhamdulillah, sejauh ini tidak ada dampak negatif terhadap kesehatan bebek. Tapi kalau secara produksi, selama musim kemarau ini ya menurun,” ungkapnya.

BACA JUGA:Polisi Cilik Dermayu Tampil Memukau di Acara Peringatan HUT ke-78 Kemerdekan RI Tingkat Kabupaten Indramayu

BACA JUGA:Promosikan Judi Online dan Jadi Brand Ambassador, SN Selebgram Akhirnya Berurusan dengan Polisi

Peternak bebek lainnya, Widi mengaku terpaksa mengkandangkan ternaknya sejak dua bulan terakhir menyusul datangnya musim tanam gadu. Jumlah ternak bebeknya pun dikurangi untuk menekan biaya operasional.

Sebabnya, selain karena krisis air, langkah ini dilakukan seiring melonjaknya harga pakan unggas seperti bekatul atau dedak halus dan beras pecah (menir).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: