Combine Harvester Datang, Tukang Grabag Meradang

Combine Harvester Datang, Tukang Grabag Meradang

TERDAMPAK MODERENISASI – Jasa tukang grabag terancam oleh dampak moderenisasi alsintan. Menyusul makin diminatinya penggunaan mesin pemanen padi modern Combine Harvester oleh para petani.-KHOLIL IBRAHIM-RADAR INDRAMAYU

HAURGEULIS, RADARINDRAMAYU.ID – Inovasi memanen padi dengan cara modern menggunakan mesin Combine Harvester makin dilirik petani.

Alat dan mesin pertanian (alsintan) yang satu ini dinilai efektif menghemat waktu, menekan biaya panen serta menurunkan tingkat kehilangan gabah.

Petani senang. Tapi tidak bagi para tukang grabag. Mereka justru meradang. Para operator mesin perontok padi sederhana itu waswas bakal kehilangan pekerjaan.

“Dulu, sejak mesin Combine pertama kali datang, kami sebenarnya sudah merasa khawatir. Tinggal menunggu waktu saja, mesin grabagan akan ditinggal,” ucap Anto, tukang grabag asal Kecamatan Haurgeulis, Selasa (5/9).

BACA JUGA:Lebih Efisien, Petani Minati Panen Padi Gunakan Alsintan Canggih Combine Harvester

BACA JUGA:Kentang Langka Harga Bawang Merah Terjun Bebas, Ternyata Ini Penyebabnya!

Ia tak memungkiri. Dengan segala keunggulannya, penggunaan mekanisasi canggih Combine Harvester kian diminati para petani diwilayahnya.

Konsekuensinya, jasa grabag padi yang sudah dilakoninya selama belasan tahun bakal tak lagi dipakai. Termasuk jenis pekerjaan untuk memanen padi lainnya seperti para kuli derep sampai penjual es keliling.

“Ya mau gimana lagi, zaman berubah. Teknologi pertanian cepat sekali majunya. Pasti ada yang terkena imbasnya. Dulu tukang ngarit, sekarang tukang grabab,” ujar dia.

Pun demikian, anto berharap, jumlah mesin Combine Harvester dibatasi. Demikian pula dengan jangkauan wilayah garapan. Sehingga pekerjaan para tukang grabag tidak cepat punah.

BACA JUGA:Kaget! Mantan Dirut PDAM Indramayu Tiba-tiba Diminta Kembalikan Uang Rp53 Miliar

BACA JUGA:Bupati Nina Dinobatkan sebagai Tokoh Literasi Digital 2023

Duloh tokoh petani setempat membenarkan. Mesin Combine menjadi pilihan para petani untuk memanen padi agar tidak perlu waktu lama.

Dengan menggunakan mesin Combine Harvester, untuk memanen tanaman padi seluas satu hektar, hanya dibutuhkan waktu beberapa jam saja. Hemat waktu dan biaya.

Keuntungan lain yang didapat petani dengan memanfaatkan alat panen ini adalah kualitas gabah yang biasanya dipanen dengan cara konvensional ini kotor. Tapi dengan alat panen kualitas gabah yang dihasilkan bersih sehingga sesuai dengan keinginan di kalangan pelaku usaha penggilingan.

Terpenting lagi adalah tingkat kehilangan atau losses gabah pada saat panen bisa ditekan dengan alat Combine Harvester, bahkan mencapai 5 persen.

BACA JUGA:Hari Pelanggan Nasional, Telkomsel Jabotabek Jabar Layani Langsung Pelanggan Setia  

BACA JUGA:Jelang Timnas Indonesia vs Turkmenistan, 4 Pemain Timnas Cedera

“Menguntungkan para petani. Lantaran apabila dihitung-hitung, pendapatan hasil panen lebih besar ketimbang pengeluaran,” ujarnya.

Tak mengherankan, penyewaan Combine Harvester yang dikelola Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) laris manis disewa petani. Bahkan, jasa sewa mesin Combine dari luar daerah juga sudah masuk ke wilayah Indramayu.

“Diwilayah Haurgeulis memang sudah ada, tapi jumlahnya terbatas. Hanya tiga unit kalau tidak salah, itupun dua unitnya mengalami kerusakan. Infonya sekarang jasa sewa mesin Combine dari luar daerah sudah ada yang masuk kesini,” ungkapnya.

Duloh menyatakan, selain memiliki kelebihan, juga terdapat kekurangan pada mesin Combine. Yaitu tidak bisa menjangkau areal persawahan yang berada jauh dari jalan.

BACA JUGA:BMKG: Penyebab Peningkatan Kecepatan Angin di Wilayah Ciayumajakuning Beberapa Hari Ini

BACA JUGA:Harga Pertamax Mahal, Pemotor Beralih ke Pertalite

Sebab, mesin yang satu ini butuh akses jalan yang cukup lebar. Kemudian, kinerja dari alat Combine Harvester sangat dipengaruhi oleh kondisi lahan pada saat pemanenan.

“Kalau sawahnya di toang, jauh dari jalan, mesin Combine susah masuk. Mobilisasinya memang terbatas. Sama juga untuk kondisi lahan yang tergenangi air dan berlumpur, pergerakan maupun kecepatan mesin tidak maksimal,” terangnya.

Sehingga menurutnya, jasa tukang grabag masih tetap dibutuhkan para petani yang memiliki kriteria lahan yang tidak dapat dijangkau oleh mesin Combine.

“Areal pertanian dikita ini luas sekali. Tidak semuanya bisa dijangkau oleh mesin Combine yang sekarang saja jumlah unitnya masih terbatas. Hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah saja. Belum lagi kalau rusak susah dibetulinnya, suku cadangnya mahal. Jadi saya kira, jasa tukang grabag masih aman sampai beberapa tahun mendatang,” pungkasnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: