Begini Jawaban Syekh Panji Gumilang Soal Tuduhan NII di Al Zaytun: Ucapkan Saja Dadah

Begini Jawaban Syekh Panji Gumilang Soal Tuduhan NII di Al Zaytun: Ucapkan Saja Dadah

Wawancara eksklusif dengan Syekh Panji Gumilang--Radar indramayu

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID   - Pendiri Mahad Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang menjawab tuduhan terkait indikasi adanya Negara Islam Indonesia (NII) di lembaga yang dipimpinnya, dalam wawancara eksklusif dengan radarindramayu.id.

Dalam pertemuan usai peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2023, Syekh Panji Gumilang menegaskan, apa yang dilaksanakan di Al Zaytun dan tindak-tanduknya sudah menjawab secara gamblang isu tersebut.

“Kalau yang diterbitkan (NII) itu, tentunya tidak akan menanamkan nilai-nilai Pancasila ke masyarakatnya. Yakni masyarakat pendidikan,” kata Syekh Panji Gumilang, saat ditemui wartawan, Adun Sastra.

Ditegaskan Syekh Al Zaytun, yang sedang diperingati setiap 1 Juni adalah lahirnya dasar negara Indonesia yang diproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

BACA JUGA:700 Hektare Tanaman Padi Terancam Mati Kering

BACA JUGA:Biker Subang Tewas, Korban Tabrak Lari di Jalur Pantura Sukra

Syekh Panji Gumilang menegaskan, tuduhan tersebut oleh orang-orang yang bicara semaunya. Sehingga tidak perlu ditanggapi dan hanya cukup direspons dengan perbuatan dan kiprah yang nyata.

“Kalau orang bercakap semaunya, ucapkan saja dadah. Dadah itu artinya mendoakan selamat,” bebernya.

Karena itu, Syekh Panji Gumilang menilai, jawaban terbaik untuk semua tuduhan tersebut adalah dengan membuat gerakan yang berkemajuan.

“Jawaban yang paling baik adalah gerakan untuk kemajuan. Bukan gerakan untuk bercerita. Itu omong kosong, tidak ada artinya. Di sini bergerak untuk mendidik. Di sana bergerak untuk tidak mendidik, mangkanya nol," tegasnya.

BACA JUGA:Rusia dan Ukraina Menunjukkan Harapan Perdamaian Walaupun Ada Syarat

BACA JUGA:Chery OMODA 5, SUV Crossover Premium Bergaya Futuristik, Hadir Pada IIMS Surabaya 2023

Dalam kesempatan wawancara tersebut, Syekh Al Zaytun mengungkapkan visinya terkait tata negara dan Pancasila.

“Kita katakan bahwa lembaga pendidikan harus menjadi lembaga kharismatik. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah lembaga kharismatik dan politik,” bebernya.

Oleh karena itu, lembaga kharismatik harus menyampaikan lewat gagasan dan ide-idenya untuk mengontrol lembaga politik. Supaya tidak digeser dari dasar negara.

"Lembaga kharismatik ini, dasar negaranya Pancasila. Lembaga politik dasar negaranya Pancasila," tegasnya.

BACA JUGA:Insan Mutu RU VI Rain 7 Penghargaan Inovasi Dalam APQ Awards 2023

BACA JUGA:Bupati Nina : Indramayu Miliki Potensi Besar di Bidang Perikanan

Karena itu, Al Zaytun menjadi pusat pendidikan pengembangan budaya toleransi dan pemulihan, menuju masyarakat sehat, cerdas dan manusiawi.

Terkait dengan isu adanya kelompok yang ingin merebut Mahad Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang mengaku mendapatkan informasi tersebut.

Kemudian hal itu, juga terdengar dari orang-orang dari suatu lembaga tertentu. Mereka mengungkapkan keinginan agar Al Zaytun dikuasai oleh sebuah lembaga.

“Kalau didengar dari ungkapan-ungkapan orang yang mengatasnamakan organisasi tertentu, ada keinginan supaya Al Zaytun ini menguasai suatu lembaga tertentu.”

BACA JUGA:Natasha Rizki Tidak Lagi Gunakan Cincin Kawin

“Itu suatu keinginan yang irasional dan melanggar hukum. Kalau sudah melanggar hukum, nanti hukum yang menanganinya,” tegasnya.

Tapi, Syekh Al Zaytun pun yakin, bahwa upaya itu tidak akan berhasil. Kalau pun berhasil, mereka tidak akan mampu menangani dan mengelola lembaga pendidikan.

“Yang kedua, nggak bakal bisa. Andai ada kekuatan yang mengambil alih, tidak akan mampu. Karena yang akan tampil adalah aku. Sementara di sini yang tampil adalah kita. Sifatnya kebersamaan. Mendirikan pendidikan seperti ini, itu bukan aku. Kalau aku, lemah. Tapi kita, supaya kuat," tegasnya.

BACA JUGA:Bantah Selingkuh, Desta akan Tempuh Jalur Hukum

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: