Madinah Sangat Panas, Jamaah Lansia Jangan Paksa Arbain

Madinah Sangat Panas, Jamaah Lansia Jangan Paksa Arbain

LANSIA JADI PRIORITAS: Salah satu jamaah haji lansia yang masuk Asrama Haji Pondok Gede Jakarta menerima penyerahan gelang identitas dan berbagai dokumen lainnya sebelum terbang ke Tanah Suci. -Kemenag-radarcirebon.com

MADINAH, RADARINDRAMAYU.ID - Para jamaah haji lanjut usia (lansia) yang sudah tiba di Tanah Suci diimbau untuk menjaga kesehatan dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan kesehatan penting karena suhu udara di Arab Saudi sangat tinggi dibandingkan dengan Indonesia. Saat ini, suhu di Kota Madinah mencapai hingga 40 derajat celcius.

“Para jamaah, khususnya para lansia, untuk tetap menjaga kesehatan dan menghindari aktivitas di luar ruang. Mengingat saat ini kondisi cuaca di Madinah sedang dalam kondisi terik panas dengan suhu mencapai 40 derajat celcius,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI Liliek Marhaendro Susilo saat konferensi pers Media Center Haji Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pusat di kompleks Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis (25/5).

Di tengah suhu yang berbeda dengan di Tanah Air, jamaah diminta untuk menghemat tenaga agar bisa menunaikan rangkaian haji yang utama seperti wukuf di Arafah nanti. Biasanya, setibanya di Madinah banyak jamaah Indonesia yang melaksanakan salat berjamaah sebanyak 40 waktu atau arbain.

Liliek mengimbau agar ini tidak perlu dilakukan jika merepotkan atau bahkan membahayakan jiwa. Terutama bagi jamaah lansia, tidak perlu memaksakan salat berjamaah di Masjid Nabawi di tengah cuaca yang sangat panas ini. “Jamaah juga bisa menunaikan salat di pemondokan untuk menghindari kelelahan," katanya, di laman resmi Kemenag.

BACA JUGA:Tingkatkan Minat Baca, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gelar Perpustakaan Keliling

BACA JUGA:DAM Buka Kembali Pendaftaran AHM Best Student 2023

Menurut Liliek, untuk menghindari kebingungan selama beribadah di Masjid Nabawi maupun saat kegiatan di Kota Madinah, ada beberapa panduan yang patut dilakukan. Pertama, perlu mencatat nama dan nomor pemondokan sebelum berangkat ke Masjid Nabawi.

Kedua, memberi tahu dan mencatat nomor kontak Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di pemondokan. Ketiga, mengenakan identitas pengenal, terutama gelang jemaah. “Jangan tukar menukar gelang dengan jamaah lainnya," jelasnya.

Keempat, pergi dan pulang secara berkelompok. Kelima, menggunakan pelembab kulit dan bibir untuk menghindari iritasi akibat cuaca panas.

Keenam, selalu mengunakan alas kaki dan kaus kaki untuk menghindari kaki melepuh. “Jika kehilangan alas kaki, jangan memaksakan diri pulang ke hotel tanpa sandal di siang hari. Sebab, jalanan yang dilalui sangat panas. Hubungi petugas yang ada di sekitar jamaah," ungkap Liliek.

BACA JUGA:Bupati Nina Agustina Bawa Calon Investor untuk Bangun Proyek Mangkrak

BACA JUGA:Pemkab Gelar Mutasi, Encep Camat Cikedung

Ketujuh, upayakan selalu membawa air mineral 200 ml/jam secara teratur untuk menghindari dehidrasi. Jamaah diimbau meminum oralit 1 sachet per hari dicampur dengan 300ml air mineral untuk memulihkan kebugaran tubuh.
Kedelapan, atur irama keberangkatan dan kepulangan dari pemondokan menuju Masjid Nabawi, dan sebaliknya. Ini untuk menghindari penumpukan antrian lift di pemondokan. Kesembilan, selalu menjaga ketertiban selama beribadah di Masjid Nabawi.

Kesepuluh, makan tepat waktu dan beristirahat yang cukup.
Liliek menambahkan, hingga Kamis (25/5/2023) pagi pukul 09.31 WIB, jamaah yang sudah terbang ke Tanah Suci melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta berjumlah 8.446 orang yang tergabung dalam 22 kelompok terbang (kloter). Adapun jamaah yang sudah tiba di Kota Madinah berjumlah 6.206 orang dalam 16 kloter. Data tersebut khusus jemaah haji, di luar petugas kloter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: