Produksi Terkendala Cuaca, Harga Garam Masih Tinggi, Rp5000 Sekilo

Produksi Terkendala Cuaca, Harga Garam Masih Tinggi, Rp5000 Sekilo

TERKENDALA CUACA – Harga garam masih tinggi seiring belum normalnya produksi akibat terkendala cuaca.-Utoyo Prie Achdi-Radar indramayu

LOSARANG, RADARINDRAMAYU.ID  – Pasca lebaran, harga garam krosok tak kunjung turun. Masih tinggi. Dikisaran Rp4500-5000 per kilogram.

Tingginya harga lantaran produksi garam belum normal. Terkendala cuaca. Kendati mulai memasuki musim kemarau, potensi turunnya hujan masih ada.

Petani garam asal Kecamatan Losarang, Ali Mustadi mengiyakan. Kendala cuaca, membuat produksi garam terhenti.

Ribuan hektare lahan disentra garam wilayah pesisir pantura Bumi Wiralodra masih menganggur. Dampaknya, sampai sekarang stok garam lokal tetap mengalami kekosongan.

BACA JUGA:Bertahap, Layanan Kantor Cabang dan ATM BSI Kembali Pulih

BACA JUGA:Siap-siap Masuk Asrama Haji, 2 Hari Lagi Pelunasan Biaya Haji

“Produksi garam terkendala cuaca, stok masih kosong, harganya tetap tinggi,” kata dia kepada Radar, Selasa (9/5).

Dia memperkirakan, tingginya harga garam akan berlanjut hingga bulan Juni-Juli mendatang.

Lalu akan berangsur turun pada puncak musim kemarau yang diprediksikan akan terjadi pada bulan Agustus 2023 mendatang. “Agustus mulai panen raya garam,” ucapnya.

Meski produksi terhenti, lanjut Alui Mustadi, pasokan garam relatif aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dikirim dari luar daerah. Seperti Kabupaten Rembang, Jawa Tengah dan Kabupaten Madura Jawa Timur.

BACA JUGA:Kalahkan Tuan Rumah Kamboja, Tim Bola Voli Putra Raih Medali Emas SEA Games 2023

BACA JUGA:Dulu Bekerja di Luar Negeri, Para Mantan Pekerja Migran Sekarang Bisa Mandiri

Ada pula bandar garam yang mengambil dari luar Jawa yakni Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan. “Garam dari Sulawesi turun di Tanjung Perak Surabaya, pakai kontainer lalu dikirim ke sini. Makanya harganya masih mahal,” ungkap dia.

Sarmin, bandar garam di Kecamatan Kandanghaur menambahkan, sejatinya petani sudah mulai kembali turun menggarap lahan garam. Sejak bulan Maret lalu atau awal-awal Ramadan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: