Baru Tahu, Ini Komoditas Terbesar di Jabar dari Indramayu, Bukan Padi atau Minyak Bumi
Kayu putih merupakan salah satu komoditas andalan Kabupaten Indramayu. -Istimewa - Tangkapan Layar-radarindramayu.id
BACA JUGA:Sah Jadi WNI, Mees Hilgers Termasuk Pemain Bek Tengah Termahal di Asia, Capai Rp 121 M!
Menurut informasi yang diperoleh, sudah puluhan tahun produksi minyak kayu putih di kawasan ini. Ada 3 tempat produksi komoditas ini di Desa Jatimunggul.
Yang pertama, pabrik minyak kayu putih Jatimunggul I. Didirikan pada tahun 1980. Kemudian pabrik Jatimunggul II, dibangun pada tahun 1982.
Karena produksinya terus meningkat, kedua pabrik tersebut sudah tak mampu lagi mengolahnya, maka dibangun pabrik Jatimunggul III. Pabrik ini mulai beroperasi pada tahun 2013.
Dari 3 pabrik tersebut, bisa mengolah sebanyak 80 ton bahan baku minyak kayu putih murni. Hasil dari proses penyulingan selama 24 jam atau satu hari penuh.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Indramayu: Akulturasi Budaya Lewat Sungai Cimanuk
Dari 80 ton bahan baku kayu putih murni, setelah disuling, bisa menghasilkan 20 ton minyak kayu putih.
Bahan bakunya memang mayoritas dari Perhutani KPH Indramayu. Jika ada kekurangan, baru didatangkan dari luar Indramayu.
Faktor alam sangat berpengaruh terhadap banyak tidaknya minyak kayu putih yang sudah diproduksi. Jika musim hujan produksinya lebih kecil dibanding dengan musim kemarau.
Bila musim hujan hanya bisa menghasilkan 20 ton daun minyak kayu putih dari dari lahan Perum Perhutani KPH Indramayu.
Namun, jika di musim kemarau, kawasan itu bisa menghasilkan setidaknya 32 ton daun minyak kayu putih murni.
Dari 80 ton bahan baku daun minyak kayu putih itu kemudian masuk proses penyulingan. Prosesnya dibagi di 3 tempat pabrik.
Yakni di Jatimunggul I hingga III untuk memperoleh minyak kayu putih murni yang siap pakai.
Sekarang ini, harga minyak kayu putih Rp 280 per kilonya. Harga tersebut merupakan minyak kayu putih yang sudah disuling dan siap pakai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: