Mematangkan Konsep Perbaikan Pengelolaan Al-Hadyu (DAM) Jemaah Haji 2024

Mematangkan Konsep Perbaikan Pengelolaan Al-Hadyu (DAM) Jemaah Haji 2024

Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief -Kemenag-RADAR INDRAMAYU

JAKARTA, RADARINDRAMAYU.ID - Kementerian Agama (kemenag) membahas tentang konsep perbaikan pengelolaan Al-hadyu (DAM) jemaah haji dalam Forum Group Discussion (FGD) yang di gelar Ditjen PHU di Jakarta.

Dalam FGD menandai Kick Off dari rangkaian Mudzakarah Perhajian Nasional 2023 membahas masalah hukum aktual terkait penyelenggaraan ibadah haji.

Selain pengelolaan al-hadyu (dam) juga membahas istitha'ah kesehatan dan manasik haji lansia.

Perbaikan ini akan dimulai dari Ditjen PHU Kemenag, khususnya bagi Dam petugas. Pelaksanaan dilakukan dengan mengacu ketentuan baru penyembelihan hewan Dam dan pembayaran Dam dilakukan secara kolektif.

BACA JUGA:Shin Tae Yong Tambah Amunisi, Pemain Muda Hokky Caraka Dipanggil

BACA JUGA:Festival Batik dan Festival Mangga Warnai Hari Jadi ke-496 Kabupaten Indramayu

Penyembelihan hewan Dam dilakukan di Rumah Pemotong Hewan (RPH) berizin, sedangkan daging hewan bisa dikirim ke Indonesia.

Menurut Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief mengatakan perbaikan tata kelola al-hadyu dengan model baru bisa memberikan dampak besar kepada masyarakat Indonesia.

Contohnya: yang sebelumnya daging hewan Dam hanya didistribusikan ke warga Makkah  dan kini daging itu bisa di kirim ke Indonesia.

"Fatwa ulama Indonesia mendorong pemanfaatan sebesar-besarnya hadyu tidak hanya di Saudi, tapi sampai ke Indonesia," ujar Hilman di Jakarta, mengutip dari kemenag.go.id Jumat, 6 Oktober 2023.

Hal senada disampaikan Direktur Binas Haji Arsad Hidayat. Menurutnya, penyebelihan Dam dan kurban dengan model baru melalui RPH berizin dan terpercaya akan memberi maslahat daripada dilakukan sendiri-sendiri. Selain dapat melaksanakan ibadah sesuai syariat, cara itu juga akan mendatangkan manfaat secara ekonomis bagi masyarakat luas di Tanah Air.

BACA JUGA:Simak Disini! Begini Cara Gunakan Masker Lemon dan Tepung Beras untuk Atasi Kulit Belang dan Flek Hitam

BACA JUGA:Kembangkan Investasi Industri Pertahanan, Presiden Jokowi Tekankan Modernisasi Alutsista

"Oleh karenanya, dukungan para ulama, parlemen, dan warga masyarakat sangat diperlukan untuk keberlangsungan dan kberhasilan program ini," sebutnya.

Hadir sebagai nara sumber FGD, Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU Abdul Moqsith Ghazali, mengatakan bahwa penyembelihan dan distribusi dam tamattu’ di luar Tanah Haram memiliki argumentasi yang dapat dipertanggungjawabkan. “Di sisi penyembelihan di luar Tanah Haram sendiri mengikuti pendapat Muqabilul Adzhar mazhab Syafi’i, dan di sisi distribusi di luar Tanah Haram mengikuti mazhab Hanafi,” terang Moqsith.

Wakil Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Endang Mintarja juga menyampaikan pandangan yang senada. Menukil pendapat dari Ath-Thabari, Endang Mintarja mengatakan bahwa hadyu atau dam boleh disembelih di mana saja.

“Kecuali Dam atau -Al-Hadyu_ Haji Qiran dan denda karena membunuh hewan buruan (dalam kondisi ihram), karena menurut Ath-Thabari keduanya tidak boleh disembelih kecuali di Tanah Haram (Mekkah),” jelas Endang.

BACA JUGA:Cuaca Indramayu Jumat 6 Oktober 2023 akan Panas Tolop-Tolop hingga 37 Derajat Celcius, Ini Imbauan BMKG

BACA JUGA:Cara Yamaha Buktikan Kualitas Produk,Perpanjang Masa Garansi 5 Tahun & Pamer Dapur Produksi Berstandar Global

Kasubdit Bimjah Ditjen PHU Khalilurrahman berharap FGD ini dapat menambah khazanah pengetahuan sekaligus forum sosialisasi kepada Jemaah haji terkait perbaikan tata kelola daging hadyu .

“Beberapa isu yang dibahas oleh narasumber dan peserta kegiatan dapat menambah khazanah pengetahuan, bukan hanya bagi kita, namun juga masyarakat, dimana hasil diskusi ini nantinya juga akan kita publikasikan untuk pencerahan sekaligus sosialisasi kepada Jemaah Haji Indonesia bagaimana ke depan, khususnya terkait dengan perbaikan tata kelola daging hadyu yang setiap tahunnya dilaksanakan di Arab Saudi oleh Jemaah Haji Indonesia,” tandas Khalilurrahman.

Forum Group Discussion (FGD) Kick Off Mudzakarah Perhajian Nasional Tahun 2023 akan berlangsung selama tiga hari, 4 sampai 6 Oktober 2023 di Jakarta Pusat. FGD ini diikuti sejumlah narasumber dari ahli fikih, ahli kesehatan, dan ulama perwakilan ormas Islam. Hasil FGD ini akan menjadi bahan diskusi para ulama dan pakar pada Mudzakarah Perhajian 2023. Rekomendasi hasil mudzakarah akan digunakan untuk perbaikan penyelenggaraan haji ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: