Ganggu Anak dan Keluarganya, Pihak Keluarga Korban Penusukan Minta Pelaku Dihukum Berat

Ganggu Anak dan Keluarganya, Pihak Keluarga Korban Penusukan Minta Pelaku Dihukum Berat

IBU KORBAN: Een Juhaenah (48), ibu korban menceritakan kondisi Meta, anaknya yang masih terbaring lemas setelah mengalami tiga kali ditusuk oleh pelaku.-Alehandro-Radarkuningan.com

KUNINGAN, RADARINDRAMAYU.ID - Keluarga siswi SMAN 1 Mandirancan Meta Dwi Puji Lestari (17) korban penusukan oleh seorang pria berinisial R (20), meminta pelaku dihukum seberat mungkin karena sudah menganggu anak dan keluarganya.

Ibu korban Een Juhaenah (48) menuturkan, saat ini kondisi anaknya masih terbaring lemas, karena luka tusukan tiga kali ditusuk oleh pelaku.

"Kondisi Meta masih nyeri, pusing dan badannya pada sakit, lemes. Yang kena lengan kanan. Tiga kali ditusuk, gak tahu pakai apaan, gak melihat. Parah, darahnya banyak. Sembilan jahitan," kata sang ibu saat ditemui di rumahnya, kemarin.

Menurut Een, sebelum pelaku melakukan aksinya, Meta sempat melihat pelaku di parkiran kendaraan sekolah. Ia pun sempat melapor ke pihak sekolah, namun pelaku lolos dan masuk ke dalam kelas.

BACA JUGA:Jelang Pengumuman DCS, Jumlah Bacaleg Berkurang

BACA JUGA:Harga Gabah dan Beras Naik, Petani Senang Meskipun Panen hampir Gagal karena Serangan Hama Tikus

"Pelaku langsung masuk ke sekolah, sebelumnya si Meta sempat melihat di depan saung dekat parkiran sekolah. Bapak itu ada yang ngancam semalam. Udah enggak apa-apa ada security di dalam. Aman sekolah, udah terpantau," ujarnya.

Namun, saat Meta tengah mengerjakan tugas di dalam kelas, tiba-tiba pelaku melakukan aksi penusukan kepada Meta.

"Kurang tahu, bapaknya pulang mungkin kejadian sekitar jam 7-an, dia lagi mengerjakan tugas," tuturnya.

Diungkapkan Een, Meta kenal dengan pelaku melalui media sosial. Een meminta Meta untuk menjauhi pelaku, hingga memblokir nomor kontak pelaku.

BACA JUGA:DPRD Bersama Bupati Nina Sepakati KUA-PPAS 2024 dan KUPA-PPAS APBD 2023

BACA JUGA:HUT ke -62 Pramuka, Diikuti 1.280 Peserta Bertekad Bentuk Generasi Berkarakter di Kwaran Anjatan

"Awal mula kenalnya di Hp lewat medsos, karena ibu enggak paham Hp, tau dari cerita dia. Terus gitu banyak telepon dan chating, takut ganggu pelajaran. Disuruh sama saya sedikit-sedikit dijauhin, terus diblokir, kan mau ujian," katanya.

Setelah nomornya diblokir, lanjut Een, pelaku malah semakin nekat, bahkan ia mengancam akan membakar rumahnya.

"Setelah diblokir, pelaku mengancam. Banyak di Hp, salah satunya mau bakar rumah. Pernah ngegerung knalpot motor jam 1 malam. Pernah ke sini, saya keluar semua. Ada apa di balik itu? Itu kan enggak wajar, kalau tetangga pada keluar nanti jadi masalah," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: