Harga Gabah dan Beras Naik, Petani Senang Meskipun Panen hampir Gagal karena Serangan Hama Tikus

Harga Gabah dan Beras Naik, Petani Senang Meskipun Panen hampir Gagal karena Serangan Hama Tikus

BERTAHAN TINGGI – Harga beras bertahan tinggi menyesuaikan dengan harga pembelian bahan baku yakni gabah.-KHOLIL IBRAHIM-RADAR INDRAMAYU

BONGAS, RADARINDRAMAYU.ID -Di pertengahan bulan Agustus, harga berbagai jenis beras melejit. Mencapai level tertinggi sepanjang delapan bulan terakhir.

Kabar terbaru, harga beras mengalami kenaikan antara Rp500-1000 per kilogram.
Padahal harga beras sejak awal-awal tahun lalu, sudah bertengger tinggi. Hal itu dibenarkan Kirba, pedagang beras asal Kecamatan Bongas.

“Di tingkat produsen, harga beras sudah tinggi. Kita pedagang, jual dengan harga yang menyesuaikan. Paling antara lima ratus sampai seribu perak perkilonya. Supaya jangan memberatkan konsumen. Tapi memang, buat emak-emak sih pasti berat ya,” katanya kepada Radar Indramayu, Minggu (13/8).

Saat ini, lanjutnya, harga beras kualitas medium di tingkat produsen mencapai Rp10.400/kg, yang tadinya sekitar Rp9500 per kilogram.

BACA JUGA:Semarak Kemerdekaan, Koramil 1604 Jatibarang Gelar Danramil Cup 2023

BACA JUGA:Bupati Nina Buka Grand Final Nok Nang Demayu

Sementara harga beras kualitas premium yang semula sekitar Rp11 ribuan naik menjadi Rp11.800-12.000/kg.

“Beras tumbuk yang tadinya sekitar Rp9000 sekilo, sekarang harga dari petani sudah Rp10 ribu per kilogram,” sebutnya.

Menurut Kirba, lonjakan ini terjadi lantaran harga bahan baku beras yakni gabah naik, mencapai Rp680-720 ribu per kuintal.

Meski di beberapa wilayah kecamatan sedang memasuki musim panen padi, namun produksinya menurun. Imbas kekeringan dan serangan hama tikus.

BACA JUGA:Project Balongan Goes To School, Lakukan Edukasi dan Sosialisasi

BACA JUGA:Hasil Pertandingan Liga 1 2023/2024 : Banyak Membuang Peluang, Persib Gagal Menang

“Krisis air ditambah hama tikus, perolehan panen petani di wilayah selatan rata-rata 2,5 ton perbau. Turun hampir setengahnya dibanding musim panen rendeng lalu. Normalnya bisa mencapai empat ton sebau,” ucapnya.

Di sisi lain, biaya operasional petani selama musim kemarau mengalami kenaikan. Disebabkan adanya biaya tambahan yakni pembelian BBM untuk pompanisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: