Giliran Panen Padi, Produksi Turun Diserang Hama Tikus dan Burung
MULAI PANEN – Areal persawahan di wilayah Kecamatan Haurgeulis mulai memasuki musim panen. Namun produksi padi disana terancam turun imbas masifnya serangan hama dan kondisi cuaca ekstrim.-KHOLIL IBRAHIM-RADAR INDRAMAYU
INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID – Musim panen padi terus merembet. Setelah Kecamatan Gantar, kini giliran tetangganya yakni Kecamatan Haurgeulis. Panen padi mulai berlangsung di sejumlah desa. Yakni Desa Tumaritis, Wanakaya dan sebagian Desa Sukajati.
Hanya saja, mayoritas petani disana tak bisa menuai hasil panen padi yang maksimal. Pasalnya, sejak menjelang panen, berbagai macam hama malah menyerang. Seperti hama tikus dan burung. Akibatnya, produksi padi menurun.
Hal itu dibenarkan Kordinator Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Haurgeulis, Dedi Setiadi. “Ya, produksi panen padi musim rendeng ini menurun akibat serangan hama tikus dan burung,” kata dia kepada Radar, Selasa (28/2).
Dia mencontohkan hasil panen yang didapat para petani di Desa Tumaritis dan Wanakaya. Hanya mendapatkan rata-rata 5-6 ton gabah perhektare. Padahal biasanya, mencapai diatas 7 ton perhektare.
BACA JUGA:Jadwal SIM Keliling Setiap Selasa Ada di Polsek Kandanghaur
BACA JUGA:Hasil Pertandingan Persib vs Barito Putra, Maung Bandung Menyerah Akibat Kartu Merah
Serangan hama, diakuinya masif terjadi. Imbas musim panen yang tidak serentak. Petani sampai kewalahan. Berbagai cara sudah dilakukan.
Mengendalikan hama tikus, petani rutin melakukan gropyokan. Sedangkan meminimalisir hama burung, petani ramai-ramai menggunakan perangkap berupa jaring. Ada pula yang memakai puluhan kitiran atau kipas yang menghasilkan bunyi-bunyian dengan memanfaatkan tenaga angin.
Hal ini dilakukan karena belum ada cara yang lebih modern untuk menanggulangi serangan hama burung itu. “Sudah ditutupi jaring, masih tembus juga. Burung bisa masuk. Ada yang pakai kitiran. Meski kurang efektif namun sedikit membantu,” kata dia.
Selain serangan hama, turunnya produksi panen juga akibat guyuran hujan deras sejak beberapa hari terakhir. Petani kesulitan memanen padi, kualitas gabah juga turun sehingga harganya terancam anjlok.
“Kemarin harganya masih dikisaran Rp5100-5200 perkilogramnya. Untuk harga sekarang belum kita cek lagi. Tapi kemungkinannya terancam turun,” tandasnya.
BACA JUGA:Wapres Ma'ruf Amin Berharap Kuota Haji 2023 Indonesia Bertambah
BACA JUGA:Kebakaran di Pabrik Kasur Busa Arjawinangun Hingga Dinihari Masih Berkobar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: