Puluhan Karyawan Perusahaan China Dibunuh di Afrika Barat, Diduga Curi Emas dari Tambang Australia

Puluhan Karyawan Perusahaan China Dibunuh di Afrika Barat, Diduga Curi Emas dari Tambang Australia

Ilustrasi tambang emas--

Radarindramayu.id  -   Shaanxi Ghana Limited adalah sebuah perusahaan tambang asal China, dilaporkan telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang menewaskan puluhan penambang lokal ketika beroperasi di Afrika Barat.

Perusahaan ini selain melakukan pelanggaran HAM juga diduga telah menambang emas tanpa izin di bawah area konsesi milik perusahaan tetangga.

Dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Sydney Morning Herald selama setahun menunjukkan perusahaan itu menggali terowongan panjang untuk mencuri sejumlah besar emas bernilai puluhan juta dolar di area pertambangan perusahaan milik Australia, Cassius Mining Limited.

Dan kedua perusahaan ini sama-sama datang ke Afrika Barat untuk menambang emas. Akan tetapi, saat ini mereka tengah terlibat perselisihan atas klaim pelanggaran, pencurian, serta kematian lebih dari puluhan penambang.

BACA JUGA:UniversitasTelkom Bandung Dukung Pengembangan Desa Digital Cangkingan

Dilansir dari RMOL.ID, Cassius menduga poros Shaanxi mengalir sedalam 500 meter di bawah tanah dan memiliki terowongan horizontal menuju konsesi Australia.  Sementara menurut penyelidikan laser bawah tanah mereka mengkonfirmasi bahwa terowongan Shaanxi jauh lebih luas daripada yang mereka ungkapkan kepada publik.

Bentrokan pecah antara kedua kubu, saat penambang Cina mencoba secara paksa untuk memblokir Cassius memasuki area tertentu dengan meletakkan bahan peledak di pintu masuk poros mereka.  

Atas kejadian ini manajer pertambangan Australia, Andrew Head, mengaku masih trauma dengan kematian puluhan penambang di dalam tambang tersebut.

BACA JUGA:Syahrini Bantah Vakum dari Dunia Hiburan, Ini Alasannya

"Suatu hari ketika kami pergi ke satu daerah, orang-orang China mulai melarikan diri, mereka meletakkan bahan peledak di dekatnya untuk menunjukkan kepada kami bahwa kami tidak seharusnya berada di tambang," kata salah satu anggota tim Cassius.

Cassius saat ini telah membuat laporan. Dalam laporannya ini mereka menemukan adanya kemungkinan besar bahwa Shaanxi melanggar lima tingkat konsesi Cassius, tepat di sepanjang perbatasan timur dan utaranya. Bukti-bukti pun telah dikumpulkan yang menunjukkan bahwa Shaanxi menambang dan mengeksplorasi lisensi milik Cassius.

BACA JUGA:Dukung Masa Jabatan Kuwu hingga 10 Tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: