Direktur PDAM Ini Cabuli Siswi SMA Hingga 12 Kali. Begini Modusnya

Direktur PDAM Ini Cabuli Siswi SMA Hingga 12 Kali. Begini Modusnya

Direktur Teknik PDAM Tirta Wening Solo tersangka pencabulan siswi SMA-screenshoot jpnn-

Radarindramayu.id, SOLO - Sungguh bejat kelakuan pejabat yang satu ini. TAS (53), yang memjabat Direktu Teknis Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Toya Wening Solo, tega mencabuli siswi SMA. Dia ditetapkansebagai tersangka dalam kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

Pelaku kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur ini telah ditangkap oleh petugas Polresta Surakarta. Pelaku sudah mendekam di Rutan Surakarta sejak Selasa (5/07).

Berdasarkan keterangan dari Kapolresta Surakarta, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, pihaknya mulai melakukan penyidikan terhadap kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur ini. Sebelumnya, ayah korban telah melapor ke polisi pada 21 Juni 2022.

BACA JUGA:Debut Pelatih Baru MU Erik Ten Hag Sangat Menjanjikan. Cukur Liverpool 4-0

Terungkap dalam konferensi pers, Selasa (12/07), berdasarkan hasil pemeriksaan ternyatas TAS melakukan aksi pelecehan terhadap anak SMA berusia 16 tahun sebanyak 12 kali. Dimulai dari 3 Desember 2021 hingga1 April 2022.

"Tersangka TAS melakukan aksi pencabulan di beberapa tempat lokasi kejadian (TKP). Diantaranya di dalam mobil milik tersangka dan ibu korban, kemudian beberapa kolam renang hotel di Solo," jelas Kombes Ade.

Kombes Ade mengungkapkan, tersangka adalah teman kecil dari ibu korban. Korban awalnya mengaku sering mendapatkan gangguan gaib. Ibu korban kemudian memperkenalkan TAS yang katanya bisa mengobati apa yang dialami oleh korban.

"Di hadapan tersangka TAS, korban menyampaikan sejumlah keluhan yang sering dialaminya. Seperti gangguan makhluk gaib, dan sering mendengar bisikan-bisikan," ungkapnya.

BACA JUGA:Istri Irjen Pol Ferdy Sambo Lapor ke Polres Jaksel, Terkait Dugaan Pelecehan Seksual

Dengan meyakinkan tersangka menyampaikan kalau dirinya mampu untuk menetralisir gangguan gaib. Hingga korban pun terpedaya, dan menganggap TAS adalah sosok dewa penolong.

"Bukan itu saja, tersangka juga mengatakan dirinya bisa mengatasi permasalahan sekolah yang sedang dialami oleh korban," kata Kapolresta.

Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga. Aksi bejat tersangka akhirnya terungkap setelah korban curhat kegelisahannya kepada guru Bahasa Inggrisnya. Dia curhat melalui tulisan tangan sebanyak 12 lembar kertas.

Dalam kasus tindak pencabulan ini, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti. Diantaranya 1 unit handphone milik korban yang berisi percakapan dengan TAS, file rekaman video aksi pencabulan, 12 lembar kertas yang berisi curhatan korban, dan beberapa pakaian milik korban yang dipakai saat dicabuli TAS.

"Tersangka melakukan aksi cabulnya ketika ibu korban tidak berada di sampingnya," kata Kombes Ade.(oet/jpnn)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: