Jokowi Bawa Misi Damai ke Rusia - Ukraina, Pengamat: Relevan, Tapi Efeknya Sangat Terbatas Sekali

Jokowi Bawa Misi Damai ke Rusia - Ukraina, Pengamat: Relevan, Tapi Efeknya Sangat Terbatas Sekali

Presiden RI, Joko Widodo/Ist--

Radarindramayu.id, JAKARTA -  Pemerintah Indonesia lewat Presiden Joko Widodo alias Jokowi dinilai relevan. Sebagai Ketua KTT G20, Jokowi memiliki niat baik dalam menghadirkan kedamaian bagi dua negara itu yakni Rusia dan Ukraina.

Pipip A. Rifai Hasan, Pengamat Hubungan Internasional mengatakan, rencana pertemuan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia, Vladimir Putin sangat relevan untuk membicarakan resolusi damai.

Sebagaimana tersirat dalam tujuan mulia dari pendirian negara Republik Indonesia, yaitu bertekad untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia.
                                                
Rifai Hasan dalam keterangannya, “Saya kira memang sebagai Ketua KTT G20 itu sangat relevan ya, Pak Jokowi mempunyai niat seperti itu, tapi harus disadari juga bahwa saya melihat efeknya akan sangat terbatas sekali, dan tidak bisa diharapkan serta merta Rusia-Ukraina bisa berkompromi atau berdamai,” katanya  di Jakarta, Jumat (24/6).

BACA JUGA:Airlangga Dukung Pemerintah Kembangkan Sarana Transportasi Berstandar Internasional di Batam

Menurut akademisi Universitas Paramadina itu, masalah antara dua negara Eropa Timur itu sangat besar, yakni menyangkut kepentingan strategi dua negara itu. Yakni Rusia yang merasa terancam jika Ukraina masuk dalam keanggotaan NATO dan Ukraina pun merasa terancam oleh Rusia bila tidak ada Pprlindungan dari negara sekutu, yakni negara-negara anggota NATO.

Rifai Hasan mengatakan, “Karena masalah itu sangat besar sekali dan menyangkut kepentingan strategi dari Rusia, dan juga kepentingan barat yang bermain di situ, karena Rusia merasa tidak aman dengan sikap Ukraina yang bermesraan dengan barat,” ucapnya.

Bagi Rifai Hasan, kunjungan ini sebagai hal yang luar biasa. Sebab, Jokowi merupakan presiden pertama di Asia yang akan melakukan kunjungan ke Rusia dan Ukraina.

BACA JUGA:Waspada, Peredaran Narkoba Merambah Desa!

Namun Rifai Hasan mengingatkan Presiden Jokowi bahwa Rusia memiliki kepentingan yang sangat besar. Sehingga resolusi damai yang dibawa oleh Jokowi tidak akan berpengaruh besar, hingga Rusia meraih apa yang diinginkan.

“Bukan hanya Indonesia ya, tapi ada negara lain juga. Sampai Putin mencapai tujuannya baru mungkin bisa selesai, misalkan melumpuhkan kekuatan militer Ukraina yang kemudian tidak lagi menjadi ancaman bagi Rusia, dan Barat juga harus berpikir ulang untuk tidak memperluas NATO,” jelasnya, dilansir dari kantor berita RMOL.

Rifai Hasan mengucap syukur atas sikap Indonesia yang tidak berpihak pada negara manapun baik Rusia atau Ukraina, meski sulit tapi baik bagi Indonesia.

“Kalau kunjungan itu untuk melakukan kompromi perdamaian antara Rusia dan Ukraina saya kira sulit, namun baik buat posisi Indonesia,” tutupnya.

Diketahui rencana kunjungan Presiden Indonesia Jokowi ke Rusia dan Ukraina pada akhir Juni 2022 untuk membahas dampak ekonomi dan kemanusiaan dari invasi Moskow. Rencana Jokowi ke Ukraina dan Rusia itu diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi pada Rabu (22/6/) kemarin. (len)

BACA JUGA:Ungkap Kasus Dugaan Pelajar Buang Bayi, Polisi Selidiki CCTV Warga, Pelaku Pakai Motor Matic Putih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: rmol.id