Bukan Hanya Suriname! Ada Juga Keturunan Jawa di Kaledonia Baru dan Ini Kisah Perjalanan Hidupnya!

Tidak hanya di Suriname, Keturunan Jawa di Kaledonia Baru adalah bagian dari sejarah migrasi - ai - radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - Kaledonia Baru, wilayah kepulauan kecil di Samudra Pasifik, menyimpan kisah keturunan Jawa yang kurang dikenal luas.
Meskipun banyak orang familiar dengan keberadaan komunitas keturunan Jawa di Suriname. Ternyata Bukan hanya di Suriname saja, ada sebagian yang menetap di Kaledonia Baru.
Berdasarkan sensus penduduk, orang yang keturunan Jawa hanya 4.000 orang kurang lebihnya yanh menetap di Kaledonia Baru.
Keberadaan mereka merupakan hasil dari sejarah panjang yang melibatkan kolonialisme, migrasi tenaga kerja paksa, serta adaptasi budaya yang unik.
BACA JUGA:Pengguna Paylater Semakin Meningkat! Apakah Gaya Hidup atau Kebutuhan yang Mendesak?
Sejarah kehadiran orang Jawa di Kaledonia Baru dimulai pada era kolonial Prancis. Pada tahun 1853, Prancis menjajah wilayah ini dan menerapkan sistem kerja paksa kontrak untuk mengembangkan ekonomi koloninya.
Pada dekade 1860-an, Kaledonia Baru digunakan sebagai koloni penal, tempat narapidana dari Prancis dipekerjakan.
Namun, setelah masa kolonial penal berakhir, pemerintah kolonial Prancis beralih ke sistem kerja paksa kontrak untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
Pada tahun 1896, gelombang pertama pendatang asal Jawa tiba di Kaledonia Baru. Mereka didatangkan melalui negosiasi antara pemerintah kolonial Prancis dan Belanda.
BACA JUGA:Peluang Emas! Jepang Alami Krisis Tenaga Kerja, Jadi Magnet Baru bagi Pekerja Indonesia
Dikirim untuk menjadi pekerja kontrak di berbagai sektor, seperti perkebunan, peternakan, dan pertambangan nikel.
Para pekerja ini menghadapi kondisi sulit, termasuk isolasi di lingkungan kerja dan pembatasan pergerakan yang ketat.
Meskipun demikian, sebagian dari mereka memilih menetap setelah masa kontrak berakhir, membangun komunitas dan meneruskan warisan budaya mereka di tanah baru.
Seiring waktu, komunitas Jawa di Kaledonia Baru mengalami proses asimilasi dengan budaya setempat. Bahasa Prancis menjadi bahasa utama, tetapi masih ada keturunan Jawa yang menggunakan bahasa Jawa Ngoko dalam percakapan sehari-hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: