Arti Godin dalam Bahasa Sunda: Apa Maknanya dan Kenapa Sering Dikaitkan dengan Puasa Ramadan?

Apa arti dari Godin dalam bahasa Sunda? Yang sering beredar di saat bulan Ramadan tiba - al muzakky - radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - Puasa di bulan Ramadan merupakan ibadah yang wajib bagi umat Islam yang mampu menjalankannya. Di beberapa daerah, terdapat istilah yang merujuk pada tindakan membatalkan puasa sebelum waktunya.
Di kalangan masyarakat Sunda, istilah tersebut dikenal sebagai "Godin," yang memiliki makna serupa dengan istilah "Mokel" dalam budaya Jawa.
Meski keduanya merujuk pada tindakan yang sama, yaitu membatalkan puasa secara sengaja, Godin memiliki konotasi lebih kuat.
Terutama karena sering dilakukan dengan sadar dan sengaja, baik secara terang-terangan maupun diam-diam.
BACA JUGA:Menjelang Soft Opening Mall Indramayu, Persiapan Tenant Sudah 90 Persen
Dalam konteks berpuasa, Godin tidak hanya sekadar makan sebelum waktu berbuka, tetapi juga meliputi tindakan lain yang membatalkan puasa, seperti minum, merokok, atau aktivitas lain yang disengaja.
Meskipun istilah ini telah lama dikenal dalam masyarakat, masih banyak yang belum mengetahui asal-usul serta bagaimana kata tersebut bisa berkembang menjadi bagian dari bahasa gaul.
Secara etimologis, Godin diyakini berasal dari bahasa Arab, tepatnya dari lafal niat puasa yang biasa dibaca oleh umat Islam sebelum menjalankan ibadah puasa.
Dalam niat tersebut terdapat kata ghadin, seperti dalam kalimat: "nawaitu shauma ghadin an adai fardhi syahri ramadhana hadzihis sanati fardhal lillahi ta’ala."
BACA JUGA:Pemkab Indramayu Dukung Gerakan Ramadan Ramah Anak untuk Penguatan Pengasuhan dan Karakter Anak
Dalam konteks kalimat ini, ghadin berarti "esok hari," karena niat puasa biasanya dibaca pada malam hari setelah salat Tarawih.
Namun, makna asli dari kata ghadin ini mengalami perubahan yang cukup drastis di kalangan masyarakat Sunda. Kata ini kemudian digunakan untuk merujuk pada tindakan berbuka puasa sebelum waktunya.
Dalam hal ini, terjadi semacam penyelewengan makna secara berlapis-lapis. Pertama, ghadin yang awalnya berarti "esok hari" dalam niat puasa justru dipahami sebagai tindakan membatalkan puasa.
Kedua, makna berbuka puasa dalam istilah Godin justru merujuk pada aktivitas yang dilakukan secara ilegal, sebelum masuk waktu Magrib.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: