Metode IPHA, Biaya Tanam Sedikit Tapi Panen Lebih Cepat
Tampak beberapa petani sedang menanam padi yang menggunakan metode IPHA. Rabu (29/1). --radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID — IPHA (Irigasi Padi Hemat Air) merupakan metode tanam baru yang dinilai lebih efisien daripada metode-metode sebelumnya, karena biaya penanaman yang lebih sedikit dan lebih cepat dipanen.
Penerapan metode ini salah satunya dilakukan oleh Purnomo, Ketua GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) Desa Pekandangan, di lahan pribadi seluas sekitar 1 hektar.
Menurut Purnomo, penerapan metode IPHA ini terbilang baru bagi dirinya karena sebelumnya ia menerapkan metode SRI (System of Rice Intensification).
Dalam pelaksanaannya, Purnomo bekerja sama dengan BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) setempat.
Metode IPHA memiliki beberapa perbedaan mencolok dengan metode tanam padi lainnya.
"Salah satu perbedaan utama terletak pada penggunaan air yang lebih efisien, menjadikannya solusi potensial untuk daerah yang memiliki keterbatasan sumber daya air," ujar Purnomo saat ditemui di sekitar lokasi sawahnya, Rabu, 29 Januari 2025.
BACA JUGA:Shio Ular Kayu, Harapan Baru untuk Keberuntungan dan Kehidupan Bijak
Selain itu, kata Purnomo, penggunaan bibit (benih) dalam metode ini juga lebih hemat, hanya membutuhkan sekitar 10 kg bibit per hektar, yang secara signifikan dapat menekan biaya produksi.
"Keunggulan lain yang ditawarkan metode IPHA adalah waktu panen yang lebih cepat. Berbeda dengan metode lain yang menggunakan bibit berusia lebih dari 20 hari, metode IPHA hanya memerlukan bibit dengan usia 12-15 hari," kata dia.
Hal ini tentunya akan mempercepat proses pertumbuhan padi, sehingga hasilnya dapat dipanen lebih cepat.
Saat ini, Purnomo baru menerapkan metode IPHA di sebagian lahan pribadinya, yakni sekitar 1 hektar.
Namun, ia berencana untuk memperluas penerapan metode ini di seluruh lahan pribadinya yang dapat mencakup total 3-4 hektar.
"Harapannya, dengan penerapan metode ini, produksi padi di Desa Pekandangan dapat meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas, memberikan manfaat yang lebih besar bagi para petani setempat," pungkas Purnomo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: