Inovasi Pertanian, Petani di Desa Pekandangan Sudah Terapkan Metode IPHA

Inovasi Pertanian, Petani di Desa Pekandangan Sudah Terapkan Metode IPHA

Tampak para petani menanam padi menggunakan metode IPHA, Sabtu, 25 Januari 2025. --radarindramayu.id

RADARINDRAMAYU.ID — Kelompok KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) IPADHAKU (Institut Pangeran Dharma Kusuma) di Desa Pekandangan, melakukan kunjungan ke petani setempat yang tengah menerapkan metode tanam padi baru, yang dikenal dengan nama IPHA (Irigasi padi Hemat Air), Sabtu, 25 Januari 2025. Penerapan metode ini dilakukan oleh Purnomo, Ketua GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) Desa Pekandangan, di lahan pribadi seluas sekitar 1 hektar.

Menurut Purnomo, penerapan metode IPHA ini terbilang baru bagi dirinya karena sebelumnya ia menerapkan metode SRI (System of Rice Intensification). 

Dalam pelaksanaannya, Purnomo bekerja sama dengan BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) setempat.

Metode IPHA memiliki beberapa perbedaan mencolok dengan metode tanam padi lainnya. 

"Salah satu perbedaan utama terletak pada penggunaan air yang lebih efisien, menjadikannya solusi potensial untuk daerah yang memiliki keterbatasan sumber daya air," ujar Purnomo, 

BACA JUGA:Asli Terbukti Membayar! Main Game di Hp Bisa Dapat Rp120 Ribu Perhari, Game Penghasil Saldo DANA Gratis 2025!

Selain itu, kata Purnomo, penggunaan bibit (benih) dalam metode ini juga lebih hemat, hanya membutuhkan sekitar 10 kg bibit per hektar, yang secara signifikan dapat menekan biaya produksi.

"Keunggulan lain yang ditawarkan metode IPHA adalah waktu panen yang lebih cepat. Berbeda dengan metode lain yang menggunakan bibit berusia lebih dari 20 hari, metode IPHA hanya memerlukan bibit dengan usia 12-15 hari," ujar Purnomo, Sabtu (25/1). 

Hal ini tentunya akan mempercepat proses pertumbuhan padi, sehingga hasil panen dapat dipetik lebih cepat.

Saat ini, Purnomo baru menerapkan metode IPHA di sebagian lahan pribadinya, yakni sekitar 1 hektar. 

Namun, ia berencana untuk memperluas penerapan metode ini di seluruh lahan pribadinya yang dapat mencakup total 3-4 hektar. 

"Harapannya, dengan penerapan metode ini, produksi padi di Desa Pekandangan dapat meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas, memberikan manfaat yang lebih besar bagi para petani setempat," pungkas Purnomo. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: