Perjuangan Ade Sutadi dalam Melestarikan Warisan Kecap Junti
Ade Sutadi menunjukkan produk Kecap Kijang Emas, saat ditemui di rumahnya, beberapa waktu lalu. --radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - Bukan sekadar bisnis keluarga biasa, usaha kecap bernama "Kecap Kijang Emas," atau biasa dikenal "Kecap Junti," adalah warisan turun-temurun keluarga Ade Sutadi yang telah eksis sejak tahun 1962.
Terletak di Desa Juntinyuat, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, bisnis ini mencerminkan dedikasi keluarga untuk menjaga tradisi dan kualitas rasa yang autentik.
Namun, perjuangan Ade Sutadi dalam mempertahankan dan mengembangkan produk UMKM ini tidaklah mudah.
Sejak mengambil alih bisnis keluarga, Ade terus menggunakan resep nenek moyang yang telah teruji oleh waktu.
Tidak hanya itu, ia juga mempertahankan cara produksi tradisional yang memerlukan ketelitian tinggi.
BACA JUGA:Skuad Garuda Terbang Lebih Tinggi! Coach STY: Semakin Kuat Lawannya, Kita Semakin Kuat Juga
Semua bahan baku utama, seperti kedelai hitam dan gula, diperoleh dari Toko Kelapa Sari di Cirebon.
Ade mengungkapkan bahwa bahan baku dari toko ini telah digunakan sejak awal bisnis, dan menjadi kunci cita rasa khas Kecap Kijang Emas.
"Pernah sekali saya mencoba bahan baku dari tempat lain, tetapi hasilnya tidak sebaik biasanya," ungkapnya.
Namun, proses mempertahankan kualitas tidak selalu mulus. Ade pernah menghadapi tantangan ketika hasil produksi yang kurang matang, menyebabkan kemasan kecap meledak setelah disimpan dalam waktu 2 tahun.
Ia bahkan menguji produk ini di laboratorium di Bandung, yang menghasilkan kesimpulan bahwa Kecap Kijang Emas tidak memiliki masa kedaluwarsa, melainkan hanya tanggal "best before."
Meski begitu, semangat Ade dan keluarganya tidak surut. Dalam setiap produksi, mereka mampu menghabiskan lebih dari satu kuintal kedelai hitam, menghasilkan kecap yang kemudian didistribusikan ke berbagai rumah makan di Indramayu.
BACA JUGA:Adrian wibowo, Pemain Muda Berdarah Surabaya Berhasil Tembus Tim Utama Los Angeles FC
Salah satunya adalah Rumah Makan Ikan Bakar Perdut, yang rutin memesan 40 liter kecap dalam dua jeriken.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: