Dosen STIKes Indramayu dan UNISBA:Mengimplementasikan Ekonomi Sirkular dalam Pengelolaan Sampah di Desa Eretan

Dosen STIKes Indramayu dan UNISBA:Mengimplementasikan Ekonomi Sirkular dalam Pengelolaan Sampah di Desa Eretan

Dosen STIKes Indramayu dan UNISBA gelar kegiatan Program PKM di Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur Indramayu. Mereka melakukan pengelolaan sampah yang bernilai ekonomis-istimewa-RADAR INDRAMAYU

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID -  Sebagai upaya menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, serta mendukung kesejahteraan masyarakat, Tim dosen dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu, melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat (PkM) di Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu, belum lama ini.

"Program PKM tersebut bertujuan dalam rangka membantu masyarakat sekitar. Terutama dalam kegiatan pengelolaan sampah yang selama ini perlu penanganan segera,"jelas Ketua Pelaksana PKM, Rudiansyah, S.KM., M.Kes. kepada radar Indramayu dalam jumpa persnya.

Rudiansyah menjelaskan mengelola sampah yang dilakukannya dengan prinsip ekonomi sirkular. Kegiatan PkM ini sebagai  difokuskan di Desa Eretan Kulon, sebuah desa yang selama ini rentan terhadap banjir akibat penumpukan sampah dan banjir rob.

 PkM ini melibatkan dua kelompok mitra, yaitu pengurus Karang Taruna Bayu Samudra dan Penggerak PKK, yang memiliki peran strategis dalam menjalankan program ini.Sedangkan anggota pelaksana PKM adalah Setyo Dwi Widyastuti, S.KM., M.KM. dan Dartiwen, S.ST. M.Kes.

BACA JUGA:Debat Perdana Pilgub Jabar 2024: Ini Sejumlah Program Unggulan Pasangan ASIH

Ikut juga dosen pendamping dari Universitas Islam Bandung (UNISBA) antara lain, Dr. Ir. Mohamad Satori, M.T., IPU., Dr. Titik Respati, drg., M.Sc.PH., dan Dr. Ir. Hani Burhanudin, S.T., M.T. Mereka bersama&sama melaksanakan kegiatan tersebut di lapangan bersama organisasi masyarakat lainnya.

Untuk mencapai tujuan utama pengelolaan sampah yang efektif, kegiatan PkM ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah edukasi mengenai dampak sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, di mana masyarakat Desa Eretan Kulon diberi pemahaman mengenai bahaya sampah yang tidak terkelola, termasuk risiko banjir, polusi, dan dampaknya terhadap kesehatan warga.

Tahap kedua, lanjut dia, kegiatan pelatihan pembuatan media tanam dari barang bekas, yang memungkinkan masyarakat untuk mengolah sampah non-organik menjadi media tanam ramah lingkungan. Keterampilan ini dapat diaplikasikan langsung untuk mendukung program ketahanan pangan lokal dengan memanfaatkan media tanam dari sampah yang biasanya dibuang.

Selanjutnya, tim dosen melakukan pendampingan penanaman tanaman pangan yang dipimpin oleh Penggerak PKK, dengan tujuan agar ibu-ibu rumah tangga di desa ini dapat menanam sayur dan buah yang bergizi di pekarangan rumah mereka.

BACA JUGA:Termasuk Mees Hilgers yang Cedera, Ada 5 Pemain yang Namanya Dicoret Shin Tae-yong untuk Laga Kontra Jepang

Kemudian tahap ini sangat penting untuk memastikan bahwa pengetahuan yang diberikan dalam pelatihan dapat diterapkan dengan benar dan berkelanjutan.
Selain itu, diberikan pula pelatihan operasionalisasi alat pengolah sampah yang dirancang untuk membantu mengolah sampah organik menjadi kompos secara lebih efisien.

Dengan adanya alat ini, sampah organik tidak hanya berkurang, tetapi juga dapat diubah menjadi produk bernilai ekonomi yang berguna bagi sektor pertanian lokal.
Program PkM ini juga berpotensi besar dalam memperbaiki kondisi lingkungan Desa Eretan Kulon.

Melalui pengelolaan sampah secara efektif akan mengurangi risiko banjir yang selama ini menjadi masalah tahunan di desa tersebut. Dengan berkurangnya sampah yang menyumbat saluran air dan mengotori lingkungan, desa menjadi lebih bersih dan sehat, sehingga mendukung kenyamanan hidup masyarakat.

Konsep ekonomi sirkular yang diterapkan dalam program ini bertujuan untuk meminimalkan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan mengolah dan memanfaatkan sampah secara optimal.

BACA JUGA:Kandang Rasa Tandang, Tempuh Penerbangan 84.718 Kilometer, Perjuangan Para Pemain Abroad Timnas Indonesia

Pengurus Karang Taruna dilibatkan secara aktif dalam mengelola sampah organik dan non-organik. Sampah organik diolah menjadi kompos yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami, sementara sampah non-organik, seperti plastik dan kertas, dikumpulkan dan dijual ke industri daur ulang.

Langkah ini tidak hanya mengurangi beban sampah di desa, beban di tempat pembuangan sampah Akhir (TPA), tetapi juga memberikan nilai ekonomi baru bagi masyarakat.
Sementara itu, Penggerak PKK Desa Eretan Kulon bertugas memberikan contoh dan edukasi kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga, untuk memanfaatkan pekarangan rumah mereka guna menanam tanaman pangan.

Dengan adanya tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan di halaman rumah, masyarakat dapat memastikan tersedianya bahan pangan segar yang berkualitas. Langkah ini juga diharapkan mampu menurunkan angka stunting di desa, karena ketersediaan bahan pangan segar mendukung asupan gizi yang lebih baik bagi keluarga, terutama anak-anak.

Dampak dari program pengabdian ini tidak hanya dirasakan dalam jangka pendek, tetapi juga memiliki manfaat berkelanjutan yang signifikan bagi warga Desa Eretan Kulon. Keberadaan sistem ekonomi sirkular membuka peluang ekonomi baru yang bisa dimanfaatkan oleh warga.

BACA JUGA:Resmi Bisa Membela Timnas Lawan Jepang, Kevin Diks Ungkap Keinginannya untuk Bertemu Rizky Ridho, Ada Apa?

Dengan menjual hasil pengolahan sampah non-organik ke industri daur ulang, masyarakat mendapat tambahan penghasilan yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Selain itu, lingkungan desa yang lebih sehat dan ketersediaan pangan segar dari hasil pertanian lokal turut mendukung kesejahteraan warga secara menyeluruh.

Keberhasilan program pengabdian ini tentunya memerlukan dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat. Pengurus Karang Taruna dan Penggerak PKK berperan sebagai agen perubahan yang memberikan edukasi dan contoh nyata kepada warga, tetapi peran serta masyarakat dalam menjalankan praktik-praktik ramah lingkungan ini juga sangat krusial.

Dengan kesadaran kolektif, Desa Eretan Kulon dapat menjadi model desa ramah lingkungan yang berhasil mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan.
Melalui kolaborasi yang kuat antara dosen STIKes Indramayu, UNISBA, dan masyarakat setempat, Desa Eretan Kulon diharapkan menjadi desa percontohan dalam pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular.

Langkah ini tidak hanya menyelesaikan masalah lingkungan tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang berkelanjutan. Dengan lingkungan yang lebih sehat, masyarakat yang lebih mandiri secara ekonomi, serta tersedianya bahan pangan segar, masa depan Desa Eretan Kulon terlihat lebih cerah dan menjanjikan.

BACA JUGA:Jay Idzes Akan Jadi Kunci Kemenangan Indonesia Atas Arab Saudi? Simak Penjelasannya Disini!

 Untuk mendukung proses belajar mahasiswa, kegiatan PkM ini melibatkan mahasiswa Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat STIKes Indramayu.
Dengan adanya program PkM ini, diharapkan Desa Eretan Kulon dapat menjadi desa yang lebih bersih, sehat, dan sejahtera.

Penerapan ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah bukan hanya mengurangi sampah yang dibuang ke TPA, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru yang bermanfaat bagi masyarakat.

 Semoga langkah kecil ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengikuti jejak Desa Eretan Kulon dalam membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Ditambahkannya, Tim Dosen STIKes Indramayu yang terlibat dalam program pengabdian ini berhasil meraih hibah DRTPM Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui program Kosabangsa 2024.

BACA JUGA:Yogya Falcons Getarkan Proliga, Datangkan Sabina Altynbekova

Hibah ini memberikan dukungan finansial yang sangat penting dalam mewujudkan pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular di Desa Eretan Kulon. Dengan dukungan dari program ini, Desa Eretan Kulon tidak hanya menjadi lebih bersih dan bebas banjir, tetapi juga berhasil memanfaatkan sampah untuk meningkatkan ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Semoga langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk membangun masa depan yang lebih hijau, sehat, dan sejahtera."Selama program ini berjalan. Masyarakat sangat antusias,"pungkasnya. (dun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: