Pemantauan BKSDA Mengenai Macan Tutul di Jamberama Diduga Individu yang Berbeda dengan di Gunungmanik

Pemantauan BKSDA Mengenai Macan Tutul di Jamberama Diduga Individu yang Berbeda dengan di Gunungmanik

SIAGA: Warga melakukan pemantauan pasca kemunculan macan tutul di Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan.-Andre Mahardika-Radarkuningan.com

KUNINGAN, RADARINDRAMAYU.ID - Kemunculan macan tutul di permukiman, cukup meresahkan warga di sekitar Gunung Ciremai. Bukan hanya sekali.

Pertama di Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan. Berikutnya, macan tutul keluar dari hutan di kawasan selatan Kabupaten Kuningan, di Desa Jamberama, Kecamatan Salajambe.

Slamet Priyambada, Kepala Resort BKSDA Cirebon mengatakan, diduga macan tutul yang muncul di Blok Surian, Jamberama adalah individu yang berbeda. Mengingat kawasan hutan yang dikelilingi wilayah kerja Perhutani itu, terpisah dengan punggungan bukit.

“Iya tadi malam di wilayah Surian, Jamberama ada laporan lagi macan tutul,” kata Slamet saat dihubungi Radar Kuningan, Kamis (11/7/2024).

BACA JUGA:Terapkan Rekayasa Contraflow, Atasi Lalu Lintas karena Perbaikan Gorong-Gorong di Jalur Pantura Losarang

Menurut dia, upaya yang dilakukan BKSDA saat ini adalah mengimbau masyarakat untuk waspada dan melakukan ronda malam.

“Seperti yang sudah dilakukan, kita melakukan ronda dan pemantauan. Membunyikan kentongan dan sudah memberikan petasan kepada warga,” tutur Slamet.

Ditambahkan dia, BKSDA mengupayakan agar masyarakat selamat dan menjaga keamanan dengan cara tersebut. Kemudian melindungi keselamatan satwa liar macan tutul jawa. Sebab, macan tutul jawa ini adalah hewan yang dilindungi berdasarkan undang-undang.

“Sementara ini kita melakukan pemantauan terlebih dahulu. Kalau masih turun-turun terus, mungkin kita bisa lakukan evakuasi,” tuturnya.

BACA JUGA:Aksi Hebat Perempuan- Perempuan Tangguh Pertamina Saat Atasi Kebakaran

Langkah evakuasi, kata Slamet, bisa dilakukan dengan menggunakan kandang jebak atau ditembak menggunakan bius. Setelah itu, dipindahkan ke lokasi lain yang bisa menjadi habitat baru. Namun upaya relokasi ini menjadi langkah terakhir. Sebab, prioritas pertama adalah mengembalikan macan tutul jawa tersebut kembali ke habitat aslinya.

“Kalau direlokasi itu butuh penyesuaian lagi, adaptasi lagi jadi perlu waktu juga. Kita mengupayakan agar macan tutul ini masuk hutan lagi dan kembali ke habitat aslinya,” katanya.

Saat ini, kata Slamet, pihaknya juga sedang melakukan penanganan kemunculan macan tutul di Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis.

Sementara itu, dari pantauan wartawan Radar Kuningan yang berada di Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan melaporkan bahwa sudah beberapa kali macan tutul tersebut muncul di dekat permukiman. Di antaranya sekitar pukul 20.00 WIB, terdengar suara macan tutul dan sempat menghampiri pekarangan rumah warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: