Job Fair di SMKN 1 Majalengka, Dari 23 Perusahaan Loker Pria Cuma 10 Persen

Job Fair di SMKN 1 Majalengka, Dari 23 Perusahaan Loker Pria Cuma 10 Persen

BANYAK YANG NGANGGUR: Dinas Ketenagakerjaan dan KUKM mengadakan Job Fair yang diselenggarakan di SMKN 1 Majalengka pada Selasa (28/5) lalu.-istimewa-Radarmajalengka.com

MAJALENGKA, RADARINDRAMAYU.ID - Pemerintah Kabupaten Majalengka melalui Dinas Ketenagakerjaan dan KUKM mengadakan Job Fair yang diselenggarakan di SMKN 1 Majalengka pada Selasa (28/5) lalu.

Pj Bupati Majalengka, Dedi Supandi, menyatakan bahwa terdapat 23 perusahaan yang berpartisipasi dalam job fair tersebut, yang bertujuan untuk membuka bursa lowongan kerja (loker) di Kabupaten Majalengka.

Dari 23 perusahaan tersebut, sebanyak 4.995 calon pendaftar diperlukan sebagai karyawan.
Namun, disayangkan bahwa sebagian besar lowongan kerja ditujukan bagi kaum perempuan, dengan hanya 10 persen untuk laki-laki (pria).

Padahal, selama ini banyak laki-laki yang membutuhkan lapangan pekerjaan, namun tampaknya lapangan kerja bagi laki-laki lebih sempit dibandingkan bagi perempuan.

BACA JUGA:Senyap Namun Pasti, LPS Kucurkan Rp300 Miliar untuk Nasabah BPR KRI

Oleh karena itu, evaluasi segera diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan ketimpangan ini dalam lowongan pekerjaan.

"Harus dievaluasi, pada job fair sekarang ini ketersediaan lowongan kerja untuk laki-laki ternyata hanya 10 persen, sementara kebanyakan perusahaan menyediakan bursa kerja untuk perempuan. Harus kita evaluasi juga mengapa hal ini terjadi," ungkap Dedi.

Selain itu, Dedi juga menyatakan perlunya evaluasi terhadap kurikulum sekolah menengah kejuruan.
Setiap sekolah harus mulai mengubah kurikulumnya agar sesuai dengan kebutuhan industri atau pasar kerja.

Jangan sampai kurikulum sekolah malah tidak sesuai dengan kebutuhan industri yang ada, sehingga lulusan sulit mendapatkan pekerjaan karena kurang sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau industri tersebut.

BACA JUGA: Pendapatan PLN Tumbuh Signifikan Mencapai Rp487 Triliun, Ditopang Peningkatan Penjualan Tenaga Listrik

“Maka kurikulum sekolah harus menyesuaikan dengan kebutuhan industri yang ada, kurikulum SMK harus mempersiapkan pendidikan yang diharapkan oleh pasar kerja. Dengan begitu, bukan lagi calon tenaga kerja yang mencari pekerjaan, melainkan sebaliknya, perusahaan yang akan datang ke sekolah untuk mengambil tenaga kerja,” jelas Dedi Supandi.

Di sisi lain, Dedi menyatakan bahwa diselenggarakannya liga buruh di Kabupaten Majalengka beberapa hari yang lalu, bertepatan dengan peringatan Hari Buruh, membawa dampak positif bagi perusahaan dan calon tenaga kerja.

Saat ini, banyak perusahaan yang berencana merekrut calon tenaga kerja yang memiliki prestasi di bidang olahraga seperti sepak bola, voli, dan olahraga lainnya.

“Kemarin kita menyelenggarakan liga buruh, ternyata sekarang banyak perusahaan yang akan merekrut tenaga kerja yang memiliki prestasi di bidang olahraga. Maka calon tenaga kerja bisa mempersiapkan diri juga agar memiliki prestasi di bidang olahraga,” tuturnya. (ara)

BACA JUGA:Sinergi PLN dan Kementerian ATR/BPN Amankan Aset Negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: