Cerita Iis Lailiyah Pakai Nama Iis Dahlia yang Justru Membawa Keberuntungan

Cerita Iis Lailiyah Pakai Nama Iis Dahlia yang Justru Membawa Keberuntungan

Iis Lailiyah merupakan nama asli Iis Dahlia, penyanyi dangdut kelahiran Kabupaten Indramayu.-Iis Dahlia - Instagram-radarindramayu.id

BACA JUGA:Masih Suasana Idul Fitri, Malah Tawuran di Kalitanjung Cirebon, 1 Pemuda dalam Kondisi Mabuk Diamankan

Perjalanan Iis Dahlia menjadi artis memang tidak mudah. Padahal, ini adalah cita-cita yang sudah muncul sejak dirinya berusia 4 tahun.

Sebagai anak kepala desa di Indramayu, bakat Iis di bidang seni memang sudah terlihat sejak kecil.

Bahkan, saat usianya masih 4 tahun sudah muncul rasa ingin tampil dan menarik perhatian orang lain.

"Kalau ditanya ingin jadi artis. Dari masih sekolah sudah pinter nyanyi dan puisi," ujarnya.

BACA JUGA:Pengalap Tawur Jembatan Sewo dan Mitos Saidah Saeni hingga Kecelakaan Rombongan Transmigrasi

Kendati demikian, prestasi di bidang non akademik tersebut, tidak bisa diimbangi dengan akademik. Bahkan beberapa mata pelajaran seperti matematika, sangat membuat Iis kesulitan.

"Ulangan tidak pernah dapat nilai 10, apalagi matematika, jangan harap deh. Tapi kalau lomba nyanyi, baca puisi, ngaji, selalu juara. Anehnya, kakak, adik, justru menonjol secara akademik," katanya.

Nilai pelajaran terbaik pada saat adalah Bahasa Indonesia. Sehingga ranking di buku raport pun tidak pernah dapat. "Mungkin peringkat 28 dari 30 siswa," seloroh Iis.

Lalu, bagaimana Iis Dahlia mulai merintis karir di Jakarta? Ternyata, hal tersebut berawal dari keinginannya meneruskan pendidikan.

BACA JUGA:Kabur dari Rumah di Indramayu, Iis Dahlia Nekat ke Jakarta karena Mau Dinikahkan saat Masih SMA

Di kampung halamannya ketika itu, baru ada sekolah dasar (SD). Bila ingin meneruskan sekolah ke SMP, SMA itu harus keluar daerah.

"Nggak mau sekolah di Indramayu, karena kalau sekolah di Indramayu karena takut jadi penyanyi tarling," tuturnya.

Namun keinginan sekolah ke Jakarta rupanya tidak mendapatkan restu dari orang tua. Apalagi ada kekhawatiran gegar budaya lantaran shock dari kampung ke kota besar.

"Jadi disuruh ke Bandung, tapi cuma 2 tahun dan setelah itu pindah ke Jakarta bersama kakak," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: