Kisah Sang Maestro (2) Dapat Dukungan dari Budayawan Toto, Bangkit setelah Dua Dekade Vakum
PEDULI BUDAYA LOKAL: Bupati Indramayu Hj Nina Agustina SH MH CRA saat bertemu dengan seorang budayawan Toto yang pernah melakukan penelitian tari topeng Mimi Rasinah saat acara sarasehan budaya di Gedung Kesenian Indramyu.-Adun Sastra-RADAR INDRAMAYU
Ketika Mimi Rasinah menari topeng itulah Pak Toto rupanya melihatnya langsung. Saat itu, Pak Toto terus merayu sang maestro supaya kembali ke habitatnya sebagai penari tari topeng.
Awalnya memang menolak, tapi karena dukungan Pak Toto, Mimi Rasinah langsung menerima untuk kembali membangitkan tari topeng yang sudah terpendam selama dua puluh tahun atau dua dekade.
BACA JUGA:Sidang Pertama Panji Gumilang Hanya Pembacaan Dakwaan Oleh Jaksa Penuntut
“Pak Toto, seorang peneliti memberikan perhatian khusus pada seni tari topeng Indramayu sejak tahun 1994,” ujar Earli. Ketertarikan Toto menjadi titik awal perkembangan tari topeng Mimi Rasinah yang tak terbantahkan. Dengan dorongan dan kontribusinya, seni tari topeng semakin berkembang pesat.
Perjalanan vakum sejenak tidak menghentikan semangat Mimi Rasinah. Pada tahun 1999, tarian topeng karya Mimi Rasinah berhasil mencuri perhatian di pentas internasional Jepang.
Keberhasilan ini tidak hanya mengangkat nama Mimi Rasinah, tetapi juga membawa seni tari topeng Indramayu ke kancah internasional.
Mimi Rasinah lahir di Indramayu pada 3 Februari 1930 dan meninggal dunia 7 Agustus 2010 di usia yang menginjak ke 80 tahun. Pada tahun 2006, tongkat estafet seni tari topeng Mimi Rasinah diwariskan ke cucunya, Earli. (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: