Kebahagiaan Besar Buat Nelayan Kecil, Bisa Melaut Gunakan LPG 3 Kg. Lebih Hemat Dibanding BBM!

Kebahagiaan Besar Buat Nelayan Kecil, Bisa Melaut Gunakan LPG 3 Kg. Lebih Hemat Dibanding BBM!

Sejumlah nelayan di Desa Parean Girang Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu menerima bantuan konverter kit, untukkonversi BBM ke BBG, Senin 16 Oktober 2023-utoyo prie achdi-

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID – Siang itu cukup panas dan terik, Senin 16 Oktober 2023. Seratusan lebih nelayan berkumpul di dekat muara sungai Desa Parean Girang Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Mereka adalah nelayan kecil. Terbiasa melaut menggunakan perahu kecil (jukung). Datang dengan membawa harapan. Mendapatkan mesin koverter plus tabung gas LPG 3 Kg. Sebagai pengganti mesin dengan BBM yang selama ini mereka gunakan.

Secara bergiliran mereka menerima bantuan paket konverter kit (konkit). Yakni paket mesin + tabung gas LPG 3 Kg. Satu per satu perahu mereka di pasang konverter kit (konkit).

Ini adalah paket bantuan pemerintah, untuk konversi energi dari BBM ke BBG bagi nelayan sasaran. Program pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerjasama dengan Pertamina.

BACA JUGA:Kepala LKPP Minta Pejabat Pengadaan Barjas di Indramayu Tak Ragu Melangkah jika Sesuai Prosedur

Dengan konkit inilah, nelayan yang semula menggunakan Bahan Bakar Minyak  (BBM) jenis bensin, dialihkan ke Bahan Bakar Gas (BBG) LPG 3 Kg. Bensin adalah istilah yang biasa mereka sebut, meski yang dimaksud adalah Pertalit.

Januri (58), nelayan asal Desa Bulak Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, adalah salah satu nelayan yang mendapatkan paket bantuan. Ia menyambut antusias bantuan konkit tersebut. Bahkan mengaku sudah tak sabar ingin segara beralih dari BBM ke LPG 3 Kg.

Karena dengan menggunakan LPG 3 Kg, ternyata jauh lebih irit  dibandingkan menggunakan BBM. Bahkan perbandingannya sangat jauh. Satu tabung gas LPG 3 Kg ternyata setara dengan 9 liter Pertalit.

Dengan harga gas LPG 3 Kg saat ini Rp22.000, sedangkan harga Pertalit di tingkat pengecer Rp12.000/liter, tentunya jauh lebih hemat pakai LPG.

BACA JUGA:Kenang Masa Kecil di Krimun, Bupati Nina Buka MTQ Tingkat Kabupaten

“Kalau dihitung-hitung bedanya sangat jauh, lebih irit pakai LPG,” ungkap Januri sumringah.

Januri menceritakan, selama ini ketika melaut dalam satu hari biasanya menghabiskan BBM sekitar 5 liter. Artinya, dalam satu hari minimal harus menyiapkan uang Rp60.000 untuk beli BBM. Belum ditambah biaya bekal makan minum.

Sementara dengan menggunakan LPG 3 Kg seharga Rp22.000 (setara dengan 9 liter pertalit), tentu jauh lebih hemat. Terlebih 1 tabung gas LPG bisa digunakan untuk dua hari.

 

Akhmad Rading dari Kementerian ESDM mengungkapkan, Program Konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) kembali dilaksanakan oleh pemerintah, karena manfaatnya langsung dinikmati masyarakat dan lebih ramah lingkungan.

BACA JUGA:Nelayan Arad Karangsong Marah-marah dan Protes, Mau Beli Solar Merasa Dipersulit

“Program konversi dari BBM ke BBG bagi nelayan sasaran ini bertujuan untuk mengalihkan kebiasaan masyarakat, dari yang selama ini menggunakan bensin (pertalit) beralih ke gas LPG,”  kata Akhmad Rading, usai sosialisasi Program Konversi BBM ke BBG Bagi Nelayan Sasaran, di Balai Desa Parean Girang Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Minggu 15 Oktober 2023.

Dikatakan, keuntungan dari bahan bakar LPG diantaranya emisi bahan bakar gas yang rendah. Sehingga akan membuat penurunan tingkat pencemaran lingkungan secara signifikan. Lebih dari itu, ini juga akan menghemat pengeluaran biaya nelayan.

“Konversi BBM ke BBG melalui LPG 3 Kg juga menjadi bentuk perlindungan lingkungan untuk generasi anak-cucu kita yang akan datang,” tuturnya.

Akhmad Rading menjelaskan, nelayan yang menjadi sasaran program ini adalah nelayan kecil. Tentunya dengan sejumlah persyaratan yang telah ditentukan. Diantaranya, nelayan harus memiliki mesin lama dan menggunakan bahan bakar bensin (pertalit).

BACA JUGA:Pemkab Cirebon Targetkan Zero Persen Kemiskinan Ekstrem

BACA JUGA:Manfaat Investasi Emas untuk Jangka Panjang

Nelayan yang bersangkutan juga harus memiliki kapal sendiri, dengan ukuran kapal maksimal 5 GT (gross ton). Karena kalau ukuran kapal di atas 5 GT, dipastikan tidak menggunakan bensin tapi solar.

Selain itu, nelayan sasaran juga harus memiliki alat tangkap ramah lingkungan, serta memiliki Kartu Kusuka (Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan) yang terdaftar di data base Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Di Kabupaten Indramayu, untuk tahun 2023 ini ada 130 nelayan sasaran yang mendapatkan bantuan ini. Selain untuk nelayan, juga ada bantuan serupa bagi petani sasaran.

Sebelumnya program Konversi BBM ke BBG bagi nelayan sasaran di Kabupaten Indramayu juga sudah dilaksanakan pada tahun 2020.

BACA JUGA:Pemkab Cirebon Targetkan Zero Persen Kemiskinan Ekstrem

Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil pada Dinas Perikanan dan Kelatan Kabupaten Indramayu, Rachmat Yulianto mengatakan, jumlah nelayan kecil dengan perahu ketingting (jukung) di Kabupaten Indramayu sekitar 800 orang. Mereka tersebar di Kecamatan Cantiigi, Arahan, Pasekan, dan Kandanghaur.

Dari jumlah tersebut sekitar 600 orang telah mendapatkan bantuan konkit untuk konversi BBM ke BBG pada tahun 2020 lalu. Sementara tahun 2023 ini sebanyak 130 nelayan mendapatkan bantuan yang sama.

“Jadi sudah hampir 90 persen nelayan yang mendapatkan bantuan ini,” tuturnya.

Rachmat berharap seluruh nelayan sasaran bisa mendapatkan bantuan konversi BBM ke BBG. Karena sudah terbukti lebih hemat  dan sangat menguntungkan nelayan.    

Sales Area Manager Cirebon Pertamina Patra Niaga Regional JBB, Rainier Axel Parlindungan Gultom mengatakan, Pertamina sebagai pelaksana penugasan dari Kementerian ESDM sangat mendukung program Konversi BBM ke BBG bagi petani dan nelayan di wilayah Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon.

BACA JUGA:5 Unit Mobil Terbakar di Garasi Bus PO Sahabat, Ternyata Penyebabnya Korsleting Listrik

Menurutnya, untuk tahun ini ada 502 paket bagi nelayan dan petani di Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon. Untuk Kabupaten Indramayu sudah mulai didistribusikan pada 15 Oktober 2023, sedangkan Kabupaten Cirebon selambat-lambatnya pada akhir Oktober 2023

Dilansir dari halaman resmi Kementerian ESDM, Kementerian ESDM cq. Ditjen Migas telah melaksanakan Program Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran sejak tahun 2016, dan untuk Petani Sasaran sejak tahun 2019.

Sampai dengan tahun 2022, sudah 115.859 paket konkit nelayan dan 44.448 paket konkit petani yang telah didistribusikan oleh Ditjen Migas melalui penugasan kepada PT Pertamina (Persero) sesuai dengan kriteria dan ketentuan yang berlaku.

Program Konversi BBM ke BBG Tahun 2023 ini, untuk Nelayan Sasaran sebanyak 13.000 paket yang akan didistribusikan dan dibagikan di 48 Kab/Kota dan untuk Petani Sasaran sebanyak 39.000 paket di 69 Kab/Kota.(utoyo prie achdi)

BACA JUGA:Satgas TMMD Perkuat Wawasan Kebangsaan Pelajar Diwilayah Perbatasan

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: