Petani Garam Pantura Mulai Garap Lahan

Petani Garam Pantura Mulai Garap Lahan

GARAP LAHAN – Petani disentra garam pesisir pantura Kandangahur mulai menggarap lahan garam seiring datangnya musim kemarau.-KHOLIL IBRAHIM-RADAR INDRAMAYU

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID - Petani garam rakyat di wilayah pesisir pantura Bumi Wiralodra mulai kembali turun menggarap lahan.

Seperti di daerah sentra garam Desa Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur.

Petani disana sudah mempersiapkan lahan garamnya masing-masing seiring berkurangnya intensitas hujan.

“Sebagian lahan garam sudah mulai digarap, ada sekitar 100 hektaran,” sebut Darmin, petani garam asal Kecamatan Kandanghaur, Jumat (23/3).

Sejatinya, ungkap dia, persiapan sudah dilakoni sejak awal bulan lalu. Biasa dilakukan petambak garam saat curah hujan sudah mulai berkurang.

BACA JUGA:Hore! Harga BBM Terbaru Resmi Turun 1.000-1.200 per Liter di SPBU Hari Ini 24 Maret 2023

BACA JUGA:Kapolres AKBP Fahri Siregar Resmikan Rumah Baru untuk Keluarga Carwadi

Hal itu dapat dilakukan mulai masa pancaroba. Namun masih belum efektif dilakukan produksi karena potensi hujan masih ada.

Menurut Darmin, normalnya sejak tahapan persiapan hingga panen garam membutuhkan waktu sekitar 20 hari. Hanya saja, lantaran masih sering turun hujan, panen garam terpaksa molor. Kalaupun ada yang jadi, hasilnya kurang optimal.

“Ada yang sudah panen tapi hasilnya kurang bagus. Kemungkinannya akhir bulan ini panen garam bisa maksimal dan kualitasnya bagus. Cuacanya bagus, selalu terik, panas,” kata dia.

Darmin dan petani lainnya berharap kondisi cuaca memasuki musim kemarau tahun ini normal dan mendukung terhadap produksi garam rakyat. Pihaknya khawatir, hujan masih akan turun sehingga berdampak buruk terhadap hasil produksi garam.

BACA JUGA:Mitsubishi XFC Concept Diperkenalkan di Kota Bandung

BACA JUGA:Daihatsu Berikan Edukasi Berkendara Aman kepada Pelanggan di Karawang

Senada disampaikan Yatno, petani garam lainnya. Jika petani bisa panen garam dalam waktu dekat ini, maka bakal menuai penghasilan yang lumayan.

Sebabnya, harga garam masih bertengger tinggi. Dikisaran Rp5500 perkilogram. “Kalau harganya masih segitu kan, kita bisa berlebaran,” ucapnya.

Yatno memprediksi, tahun ini produksi garam akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini, lantaran musim kemarau tahun ini datang lebih awal dan lebih kering. Sehingga petani memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi garam.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun 2023 akan tiba lebih awal dari sebelumnya. Adapun terkait puncak musim kemarau 2023 diprediksikan akan terjadi pada bulan Agustus 2023 mendatang.

Selain itu, BMKG juga menyampaikan bahwa musim kemarau 2023 yang terjadi akan lebih kering dibanding 3 tahun terakhir. Bahkan ada potensi El Nino yang berpotensi menyebabkan musim kemarau 2023 lebih kering. (kho)

BACA JUGA:PLN Selesaikan Proyek PLTA Jatigede

BACA JUGA:Manfaat Berbuka dengan Kurma, Yuk Dicoba!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: