Tega! Bayi Perempuan Dilahirkan, Dibuang di Sungai Sriganala, Meninggal di RS
TAK TERTOLONG: Bayi perempuan yang dibuang di tepi Sungai Sriganala, Pegagan Kidul, Kecamatan Kapetakan, meninggal dunia pagi kemarin (30/11).-ADE GUSTIANA-
CIREBON, RADARINDRAMAYU.ID - Bayi perempuan itu tak tertolong. Awalnya masih bernapas saat ditemukan di tepi Sungai Sriganala, Desa Pegagan Kidul, Kecamatan Kapetakan. Langsung dievakuasi ke puskesmas. Lalu dipindahkan ke rumah sakit. Ditangani secara intensif oleh tim medis. Tapi kondisinya terus menurun. Dan, pagi harinya meninggal dunia.
Ya, pada Selasa malam (29/11) sekitar pukul 21.30 WIB bayi malang itu diterima tim medis di IGD RS Permata Cirebon. Langsung ditangani. Tapi meninggal dunia pada Rabu pagi (30/11) pukul 09.30.
Data yang dihimpun Radar, saat tiba di RS Permata, bercak darah masih melumuri kulit bayi perempuan tersebut. Tim medis RS Permata segera melakukan pertolongan. Di-oksigenasi. Dibersihkan dari darah. Pasang infus, diberikan obat-obatan. Cek darah, gula, dan dimasukkan ke inkubator. Bayi malang itu hipotermia dalam waktu yang diperkirakan cukup lama.
Kepala IGD RS Permata Cirebon dr Ilmi Afi memperkirakan bayi itu baru saja dilahirkan. Kurang dari 24 jam saat dibawa ke RS yang berlokasi di Jalan Tuparev, Kedawung, Kabupaten Cirebon, itu. Kondisinya sangat memprihatinkan. Gula darah turun. Diduga prematur. Berat badan kurang dari 900 gram. Tergolong Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR). “Padahal normalnya, minimal 2 kilogram," tutur dr Ilmi kepada Radar Cirebon saat ditemui di RS Permata kemarin.
BACA JUGA:Galang Donasi Hasilkan Rp100 Juta Lebih, PWP RU VI Balongan Bantu Korban Gempa Bumi Cianjur
Saat datang, bayi itu tak mengeluarkan suara tangis. Setelah upaya maksimal dilakukan, nakes sempat diberikan harapan. Tangis bayi itu terdengar. Bayi dibuat selalu terjaga dalam kondisi hangat. Tim medis IGD juga melakukan konsultasi dengan dokter anak. Meski pada akhirnya nyawa tak bisa terselamatkan.
Dr Ilmi Afi mengatakan, bayi yang baru saja dilahirkan butuh segera dilakukan penanganan. Pun itu dalam kondisi normal. Apalagi dalam keadaan yang dialami bayi ini; begitu rentan.
Menurut keterangan dari Manager Pelayanan Medis RS Permata Cirebon, dr Andi Pradana, sesuai informasi yang diterimanya, sebelum ditangani RS Permata Cirebon, bayi sempat dibawa ke puskesmas dan RS swasta lain. Namun -tanpa diketahui alasan lebih jauh- tertolak.
Penanganan yang tak segera dilakukan itu yang membuat kondisi bayi makin lemah. BBLSR, jelas dr Andi, hitungan detik sampai menit bisa berakibat fatal. Jika tak segera mendapat pertolongan medis.
“Kami dari manajemen RS telah berupaya semaksimal mungkin. Berat bayi kurang dari 900 gram, jadi risiko sangat besar.
BACA JUGA:Pelayanan SIM Keliling Hari Ini Ada di Pasar Kertasmaya
Membutuhkan upaya yang sangat luar biasa untuk menjaga kestabilan pasien tersebut," ungkap dr Andi.
Hingga kemarin identitas bayi belum diketahui.
Pihak RS Permata baru pertama menangani kasus seperti ini; menerima pasien bayi tak bertuan dan meninggal dunia. Manajemen RS Permata akhirnya berkoordinasi dengan Dinsos Kabupaten Cirebon. “Kasus bayi yang tak bertuan sudah berulangkali terjadi, tapi yang kemudian meninggal baru pertama,” tandas dr Andi.
BACA JUGA:Argentina Lolos ke 16 Besar, Langkah Arab Saudi Terhenti
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: