Panahan Jadi Ekskul Favorit Siswa SMP Negeri 2 Haurgeulis

Panahan Jadi Ekskul Favorit Siswa SMP Negeri 2 Haurgeulis

EKSKUL FAVORIT: Olahraga memanah merambah ke sekolah-sekolah. Menjadi ekskul favorit para siswa.--

Radarindramayu.id, HAURGEULIS-Daya tarik permainan panahan kian menyebar hingga kalangan pelajar. Makin banyak sekolah yang menjadikan olahraga memanah sebagai ekstrakurikuler (ekskul). Menjadi pilihan favorit para siswa.

Seperti di SMP Negeri 2 Haurgeulis. Ekskul panahan baru tahun ini diadakan. Peminatnya langsung membeludak. Tak hanya peserta didik laki-laki, tapi juga perempuan.  

Demikian juga para guru, staf dan karyawan. Mereka ikutan untuk belajar dalam olahraga yang membutuhkan konsentrasi tinggi itu.

Pihak sekolah secara khusus mengundang pelatih dari Federasi Seni Panahan Tradisional Indonesia (Fespati) Kabupaten Indramayu.

BACA JUGA:Teken MoU, Pemkab Indramayu Dukung Pengembangan Kedelai Nasional

 “Ekskul panahan sangat diminati siswa. Mereka menilai olahraga ini keren,” kata wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMPN 2 Haurgeulis, Upik Haryono SPd, Rabu (20/7).

Dipilihnya ekskul panahan ini lantaran memiliki banyak manfaat. Diantaranya meningkatkan koordinasi tangan dan mata, serta keseimbangan.

Meningkatkan fleksibilitas tangan dan jari. Membangun kekuatan tubuh. Melatih kesabaran, fokus serta membangun kepercayaan diri.

“Di Inbar sendiri yang saya tahu baru ada beberapa sekolah yang memiliki ekskul Panahan, salah satunya kita. Selain untuk olahraga, memanah ini memiliki peluang cukup tinggi untuk meraih prestasi bagi para siswa. Sehingga kedepannya mereka bisa berprestasi,” terangnya.

BACA JUGA:Sambangi Korban Banjir, Bupati Ajak Warga Tidak Buang Sampah ke Sungai

Sementara itu, Ketua Fespati Kabupaten Indramayu, Dr H Lutfi A Harras MA membenarkan, olahraga panahan lagi naik daun.

Selain diajarkan dikegiatan ekstrakurikuler sekolah, olahraga sunah ini diminati masyarakat. Sejumlah komunitas memanah menjamur.

Diwilayah eks Kawedanan Haurgeulis misalnya. Terdapat sedikitnya 6 komunitas atau klub memanah yang tersebar di 5 kecamatan. Itu belum termasuk komunitas pelajar dan santri di sekolah maupun pondok pesantren. Merekapun rutin mengelar latihan bersama (latber).

“Tercatat sudah ada 10 klub, tapi yang baru di SK-kan baru 7 klub. Kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: