Sri Tanjung Sugiarti Tarka, Gadis 24 Tahun Penerjemah Naskah Kuno

Sri Tanjung Sugiarti Tarka,  Gadis 24 Tahun Penerjemah Naskah Kuno

Professor Richard North, Direktor Sanggar Seni Sinar Surya dan Professor of Music, University of California Santa Barbara Amerika menyerahkan penghargaan kepada Sri Tanjung Sugiarti Tarka--

Radarindramayu.id, INDRAMAYU – Naskah Kuno. Bagi sebagian orang, apalagi anak-anak muda jaman sekarang, mungkin sudah tidak menarik lagi. Mereka akan lebih akrab dengan sesuatu yang berbau kekinian

Namun tidak bagi gadis berusia 24 tahun dengan nama Sri Tanjung Sugiarti Tarka. Di usianya yang masih muda, ia gigih untuk melestarikan naskah kuno. Naskah dengan tulisan Jawa yang sebagian orang barangkali sudah lupa.

Dia ternyata ingin melanjutkan  amanat orang tuanya yakni Almarhum Ki Tarka Sutarahardja, pelestari sekaligus penyelamat 200 manuskrip Indramayu.

Dia sudah bertekad untuk meneruskan jejak sang ayah, yaitu melestarikan naskah kuno serta sebagai pengurus  “Sanggar Aksara Jawa Surya Pringga Dermayu”,  yang terletak di Desa Cikedunglor Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu., Jawa Barat.

BACA JUGA:46 Jemaah Calon Haji Terpaksa Dipulangkan, Ternyata Ini Alasannya...

Sri Tanjung Sugiarti Tarka ternyata juga  sering diundang sebagai pemateri di sejumlah wilayah, dan menempatkan dirinya sebagai gadis muda yang mung kin satu-satunya di Indramayu, yang mampu memahami terkait naskah kuno.

Berkat keseriusannya meneruskan amanat sang ayah, Sri Tanjung Sugiarti Tarka baru saja menerima penghargaan atas jasa-jasanya dalam pelestarian dan edukasi Budaya dan Naskah Kuno di Indramayu dan sekitarnya. Penghargaan diserahkani Professor Richard North, Direktor Sanggar Seni Sinar Surya dan Professor of Music, University of California Santa Barbara Amerika.

“Penghargaan ini diberikan Professor Richard North kepada Sri Tanjung di gedung Radio Republik Indonesia (RRI) Cirebon pada tanggal 1 Juli 2022,” tuturnya.

Sri Tanjung mengungkapkan, dirinya sangat bersyukur bisa berkesempatan menerima penghargaan tersebut.Penghargaan itu ia dedikasikan untuk sang ayah yang telah tiada Ki Tarka Sutarahardja  serta Sanggar Aksara Jawa Surya Pringga Dermayu.

BACA JUGA:Baim Wong Alami Kecelakaan di Malang, Begini Kondisinya

“Saya ketika menerima kejutan piagam penghargaan tersebut, haru sekali bercampur bahagia, karena beliau adalah  pemerhati budaya dan seorang profesor juga. Jadi saya bahagia, senang beliau memberi perhatian dan dukungan pada saya. Penghargaan ini saya persembahkan  untuk almarhum  ayah dan Sanggar Aksara Jawa Surya Pringga Dermayu. Penghargaan ini akan membuat saya semakin semangat untuk terus belajar dan melestarikan naskah kuno,” tuturnya ,Sabtu (02/07).

Dikatakan, penghargaan ini tidak terlepas berkat dukungan dari sang ibu dan sejumlah kerabat ayahnya, untuk terus melestarikan peninggalan leluhur dahulu agar tetap terjaga, demi sejarah daerah tercinta Kabupaten Indramayu.

“Pertama yang berperan yaitu dukungan dari ibu saya dan keluarga.Karena saya ingin melanjutkan cita-cita Bapa saya (Ki Tarka Sutarahardja) untuk pelestarian Naskah Kuno, supaya terjaga warisan leluhur kita. Penghargaan tersebut saya raih atas dedikasi saya sebagai pelestari naskah kuno yang tiap hari saya dan tim yayasan selamatkan itu. Walau tanpa bantuan dari pemerintah saya dibantu dengan tim tetap terus melakukan upaya penyelamatan dan pelestarian,” tambahnya.

Sri Tanjung mengaku, belajar naskah kuno dari sang ayahnya sejak berumur 5 tahun dan semakin ditekuni ketika masih dibangku kelas  XII Sekolah Menengah  Atas (SMA). Dia selalu ingat pesan sang ayah yang telah tiada bahwa terus menghidupkan dan melestarikan naskah kuno, meski pemerintah  belum memberikan perhatian akan pentingnya kelestarian naskah dan budaya yang didalaminya.

BACA JUGA:Lawan Brunei Darussalam, Timnas U-19 Dipastikan Tanpa Ferarri

“Kata ayah saya tetap harus jalankan supaya budaya kita dan literasi leluhur tidak punah. Karena dalam naskah tersebut banyak sekali ilmu yang harus digali. Kata bapak saya, meski naskah kuno itu terlihat usang dan seperti tidak berguna namun didalamnya sangat banyak nilai luhur diantaranya ada keagamaan, sejarah, tembang, pertanian, primbon dan lain sebagainya. Maka dari itu harus kita lestarikan semampunya,”tambahnya.

Diusianya kini Sri Tanjung Sugiarti Tarka selain fokus meneruskan jejak sang ayah sebagai penerjemah naskah kuno juga tengah berjuang di perguruan tinggi untuk memperoleh gelar sarjana

Dengan penghargaan dari Professor Richard North, dirinya tidak akan merasa puas. Karena tidak hanya berhenti di prestasi saja akan tetapi terus berkomitmen meneruskan jejak sang ayah. Sebagai penerjemah naskah kuno dan mengurus yayasan, demi mencetak penggiat budaya naskah kuno di Indramayu. Perjuangan yang luar biasa, dan layak mendapatkan dukungan pihak-pihak terkait.(oet)

         

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: