Kevin Diks Akui Harus Adaptasi Budaya Saat Debut Pertama Bersama Timnas Indonesia

Kevin Diks Akui Harus Adaptasi Budaya Saat Debut Pertama Bersama Timnas Indonesia

Kevin Diks pemain diaspora Timnas Indonesia. -Instagram @kevindiks2-radarindramayu.id

RADARINDRAMAYU.ID - Debut Kevin Diks bersama Timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi pengalaman berharga yang harus beradaptasi dengan budaya.

Pemain FC Copenhagen ini resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 8 November 2024, dan langsung dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia.

Pertandingan melawan Jepang pada Jumat (15/11) menjadi debut perdananya, namun Kevin Diks tak berlangsung lama.

Kevin Diks hanya bertahan selama 40 menit di lapangan sebelum harus digantikan oleh Sandy Walsh akibat cedera yang dialaminya.

BACA JUGA:Bangga dengan Timnas Indonesia, Thom Haye Sebut Punya Mentalitas Juara!

Meski demikian, momen singkat ini cukup memberikan kesan mendalam bagi Kevin Diks, terutama terkait pengalaman baru yang harus ia hadapi, mulai dari adaptasi budaya hingga gaya kepelatihan yang berbeda.

Dalam wawancaranya bersama kanal YouTube resmi FC Copenhagen pada Jumat (22/11), Kevin Diks menceritakan bagaimana ia merasa antusias namun juga tertantang dengan berbagai hal baru.

Awal yang ditemuinya saat bergabung bersama Timnas Indonesia."Banyak hal baru yang terjadi, tentu saja dunia baru, budaya baru juga," ungkapnya.

Sebagai pemain kelahiran Belanda yang baru pertama kali merasakan atmosfer sepak bola Indonesia, Kevin Diks mengakui bahwa adaptasi budaya menjadi salah satu tantangan utama.

BACA JUGA:Pulih dari Cedera, Kevin Diks Cetak Assist Bersama FC Copenhagen dan Tundukkan Lyngby!

Meski begitu, Kevin Diks merasa proses ini sangat berkesan dan merupakan pengalaman luar biasa dalam hidupnya.

Kevin juga menyoroti perbedaan budaya yang signifikan, termasuk dari sisi pelatih. Ia menjelaskan bahwa Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan.

Asal pelatih itu, membawa pendekatan dan budaya kerja yang berbeda dibandingkan dengan yang biasa ia temui di Eropa.

"Pelatihnya dari Korea Selatan, jadi budayanya juga berbeda. Ada tiga pelatih yang bekerja bersama-sama," ujar Kevin Diks, merujuk pada tim pelatih yang mendampingi Shin Tae-yong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: