Debit Air Cipancuh Kritis, Siapkan Sumur Pantek

Debit Air Cipancuh Kritis, Siapkan Sumur Pantek

TINJAU WADUK CIPANCUH: Camat Haurgeulis Dulyono bersama para kuwu meninjau kondisi air Waduk Cipancuh, kemarin.-KHOLIL IBRAHIM-

Radarindramayu - PETANI sawah tadah hujan penerima manfaat air Waduk Cipancuh mesti bersiap-siap. Pasalnya, volume air waduk yang terletak di Desa Situraja, Kecamatan Gantar itu terus mengalami penyusutan.
Sampai dengan kemarin, Kamis (12/5), stok air di waduk seluas 700 hektare itu tersisa sekitar 2,6 juta M3 (kubik).

Sedangkan, tinggi muka air (TMA) Waduk Cipancuh di posisi +26,49 MSL.
Dengan volume sebesar itu, diperkirakan hanya bertahan sampai sekitar satu minggu kedepan. sebelum akhirnya bakalan kering kerontang.

“Jika tidak ada kenaikan TMA lagi, maka volume air yang tersedia hanya dapat melayani kebutuhan irigasi kurang lebih 5 sampai 6 hari lagi,” kata Petugas Perum Jasa Tirta II Unit Usaha Wilayah II Patrol, Budyana Soekardi.

Sehari sebelumnya, sebutnya, debit air Waduk Cipancuh mengalami penurunan cukup drastis. Yakni hanya 1,6 juta kubik dengan TMA diposisi +25,86 MSL.

BACA JUGA:Sawit Siklus

BACA JUGA:Wajib Pakai Masker dan Jaga Jarak, Sekolah Terapkan PTM Terbatas

Lalu mengalami kenaikan TMA menyusul hujan deras didaerah hulu. Air masuk melalui Sungai Cibiuk, Sungai Ciseuseupan, Sungai Cipancuh, Sungai Cihoe, dan Sungai Cikeludan. Kemudian ditampung di waduk Cipancuh.

Menjelang habisnya air Waduk Cipancuh, para petani penerima manfaat mulai bersiap melakukan langkah antisipasi agar tidak terjadi gagal panen. Terutama petani di Wilayah Kecamatan Haurgeulis dan Gantar.

Upaya yang dilakukan seperti dengan menggunakan sumur pantek dan pompanisasi dengan menyedot air dari Sungai Cipunegara. Sehingga diharapkan, terhentinya suplai air dari Waduk Cipancuh tidak akan menuai masalah.

BACA JUGA:Dukung Interpelasi Ruyanto Terancam PAW

BACA JUGA:Tiga Tahun Aman dari Covid-19, Korea Utara Umumkan Pasien Pertama

Berdasarkan catatan, di dua kecamatan itu terdapat ratusan sumur pantek yang dibuat oleh petani guna memenuhi pasokan air sepanjang musim kemarau.

Hal itu dibenarkan Edi, salah seorang petani di Kecamatan Gantar. Mengetahui debit air Waduk Cipancuh semakin kritis, mengaku tak risau. Dia optimis tetap bisa memanen padi.

Sebab, ketika menghadapi musim kemarau, dia dan para petani setempat mengandalkan sumur bor alias sumur pantek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: