Petani Terancam Gagal Panen, Pemdes Minta Penangguhan Pengeringan Waduk Cipancuh

Petani Terancam Gagal Panen, Pemdes Minta Penangguhan Pengeringan Waduk Cipancuh

TINJAU WADUK CIPANCUH: Camat Haurgeulis Dulyono bersama para kuwu meninjau kondisi air Waduk Cipancuh, kemarin.-KHOLIL IBRAHIM-RADAR INDRAMAYU

Radarindramayu, HAURGEULIS-Petani di wilayah Kecamatan Haurgeulis lagi gundah gulana. Penyebabnya, tanaman padi mereka terancam gagal panen.

Seiring menurunnya ketersediaan air, menyusul datangnya musim kemarau. Baik sumber air dari langit, maupun Waduk Cipancuh.

Hujan deras yang turun beberapa hari terakhir tak membuat kegalauan petani disana seketika sirna.
Pasalnya, umur tanaman padi masih terlalu muda. Antara 1-30 hari usia tanam. Lagi butuh-butuhnya air, sampai sekitar 1-2 bulan kedepan.

Luas areal tanam padi pada musim tanam gadu tahun ini di wilayah Kecamatan Haurgeulis sekitar 4.605 hektare. Tersebar di 10 desa.

BACA JUGA:Sawit Siklus

BACA JUGA:Wajib Pakai Masker dan Jaga Jarak, Sekolah Terapkan PTM Terbatas

Petani tak berdiam diri. Demikian pula dengan para kuwu. Mereka lantas mengadakan musyawarah bersama Pemerintah Kecamatan Haurgeulis dan  UPTD Pertanian setempat. Meminta penangguhan pengeringan air waduk Cipancuh sampai dengan akhir Juni 2022.

Camat Haurgeulis, Dulyono SSos MSi membenarkan. Surat ditujukan kepada BBWS Citarum di Bandung. Permintaan ini didasari rencana pengeringan waduk Cipancuh yang saat ini lagi dilakukan pemeliharaan.
Berupa perbaikan tanggul beserta infrastruktur waduk lainnya. Yang pada tahun lalu mengalami kerusakan hingga rawan jebol. Pengeringan sendiri dijadwalkan mulai 15 Mei nanti.

“Permohonan penundaan pengeringan ini berdasarkan asiprasi petani dan juga teman-teman kuwu. Mengingat hampir semua desa di Kecamatan Haurgeulis sudah selesai tanam. Kalau air waduk Cipancuh dikeringkan, dikhawatirkan tanaman padi akan mengalami gagal panen karena kekurangan pasokan air,” terang Camat Dulyono, kemarin.

BACA JUGA:Dukung Interpelasi Ruyanto Terancam PAW

BACA JUGA:Tiga Tahun Aman dari Covid-19, Korea Utara Umumkan Pasien Pertama

Tak hanya berkirim surat. Pihaknya bersama para kuwu dan UPTD Pertanian melakukan peninjauan. Sekaligus berkordinasi dengan Perum Jasa Tirta II Unit Usaha Wilayah II Patrol selaku pihak pengelola Waduk Cipancuh.
Hasilnya tak terlalu menggembirakan.

Menurut pihak pengelola, meski permohonan penangguhan pengeringan dikabulkan, air waduk buatan Belanda seluas sekitar 700 hektare itu cepat atau lambat akan tetap menyusut.

Akibat minimnya pasokan dari beberapa sumber air seperti Kali Cipancuh, Kali Cicisepan dan Kali Cibiuk. Selalu begitu setiap datang musik kemarau.
“Air waduk yang masih ada saat ini hanya bisa mencukupi untuk beberapa minggu kedepan. Setelah itu kering,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarindramayu