Bukan Cari Kambing Hitam! Ini Usulan Perbaikan dari Kevin Diks soal Sepak Bola Indonesia Kedepannya!

Bukan Cari Kambing Hitam! Ini Usulan Perbaikan dari Kevin Diks soal Sepak Bola Indonesia Kedepannya!

Bukan Cari Kambing Hitam! Ini Usulan Perbaikan dari Kevin Diks soal Sepak Bola Indonesia Kedepannya!-megapolis.id-Radar Indramayu

BACA JUGA:Jesse Lingard Tinggalkan FC Seoul Tiba-Tiba Muncul di Website JDT, Malaysia Jadi Tujuan Berikutnya?

Untuk peluang kami bisa lolos ke Piala Dunia 2030, saya rasa kami bisa lolos ke Piala Dunia berikutnya, tetapi semua pemain kami harus meningkatkan performa kami di jalur yang benar di klub mereka masing-masing agar kami bisa membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia berikutnya,” tuturnya penuh keyakinan. 

Kalimat itu menjadi semacam peta jalan: performa tim nasional tidak bisa dilepaskan dari performa pemain di klub masing-masing, baik yang merumput di Eropa, Asia, maupun Liga 1. 

Dengan kata lain, kompetisi harian di klub adalah “latihan utama”, sementara pemusatan latihan Timnas adalah tempat menyatukan semua kualitas itu menjadi satu identitas permainan yang solid.

Dari sudut pandang teknis, pengalaman kejam di kualifikasi 2026 memberi pelajaran besar bagi lini belakang dan organisasi tim. 

BACA JUGA:Serie A Heboh! Jay Idzes dan Muharemovic Masuk Radar Inter Milan!

Ada laga-laga di mana Indonesia unggul lebih dulu namun gagal menjaga konsentrasi, ada pula pertandingan ketika pressing tinggi membuat stamina habis terlalu cepat sehingga lawan leluasa memanfaatkan celah di menit-menit akhir. 

Kevin melihat semua detail itu bukan untuk disesali, melainkan dijadikan bahan evaluasi menyeluruh mulai dari bagaimana mengelola tempo, kapan harus bermain lebih pragmatis, serta pentingnya kedalaman skuad agar pengganti yang masuk tidak menurunkan kualitas tim. 

Selain itu, atmosfer suporter yang luar biasa—baik di kandang maupun tandang—membuktikan bahwa masyarakat sudah siap berdiri di belakang Garuda, tinggal tim yang harus membayar dukungan itu dengan persiapan lebih profesional dari sebelumnya.

Secara mental, Kevin menekankan bahwa generasi sekarang tidak boleh larut dalam kutukan masa lalu yang sering menyebut Indonesia “jago kandang” atau “spesialis nyaris lolos”. 

BACA JUGA:De Vrij Cabut, Inter Incar Idzes Indonesia! Duo Muda Sensasi Goyang AC Milan, Transfer Gila-Gilaan di Januari!

Bagi dia, statistik lama harus diputus dengan cara kerja baru seperti sports science yang tertata, analisis video yang detail, pola recovery terukur, hingga komunikasi yang intens antara pelatih Timnas dan pelatih klub. 

Ia mengajak rekan-rekan setim untuk menjadikan setiap musim di klub sebagai wahana upgrade diri—entah itu memperbaiki kecepatan, positioning, atau kemampuan build-up dari belakang—karena semua itu akan kembali ke Timnas saat bendera merah putih dikibarkan. 

Jika pola pikir ini dijaga, maka pada 2030 Indonesia tidak lagi datang sebagai tim yang berharap keajaiban, melainkan sebagai skuad yang sudah matang, tahu apa yang harus dilakukan sejak pertandingan pertama kualifikasi sampai laga penentuan terakhir.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait