Bukan Lagi Uji Coba! AFC Nations League Bisa Jadi Jalan Ninja Timnas Indonesia

RADARINDRAMAYU.ID - AFC resmi mengumumkan rencana besar yang berpotensi mengubah wajah sepak bola Asia dengan memperkenalkan AFC Nations League, sebuah kompetisi antartim nasional yang dirancang jauh lebih kompetitif dibanding laga uji coba biasa.

Langkah ini diambil untuk menjawab berbagai persoalan klasik sepak bola Asia, mulai dari kesenjangan kualitas antarnegara hingga sulitnya mencari lawan sepadan di kalender FIFA Matchday.

Mengadopsi konsep yang sukses diterapkan UEFA Nations League di Eropa, AFC Nations League akan menghadirkan sistem kasta, promosi, dan degradasi yang menjanjikan persaingan lebih adil.

Turnamen ini juga diharapkan memberi nilai tambah dari sisi komersial, baik bagi sponsor maupun pemegang hak siar.

BACA JUGA:Harga Emas Antam Hari Ini Meroket! Cek Daftar Lengkapnya, Jangan Sampai Ketinggalan!

Bagi Timnas Indonesia, kehadiran AFC Nations League dinilai sebagai angin segar yang bisa membuka jalan peningkatan kualitas permainan sekaligus peringkat FIFA secara konsisten.

AFC Nations League dirancang sebagai solusi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas tim nasional di seluruh Asia.

Selama ini, banyak negara kesulitan mengatur laga persahabatan berkualitas karena terkendala jarak, biaya logistik, serta minimnya lawan yang seimbang.

Akibatnya, FIFA Matchday kerap diisi pertandingan yang kurang kompetitif dan berdampak kecil terhadap perkembangan permainan maupun ranking dunia.

BACA JUGA:Harga Buyback Emas Antam Hari Ini Melejit! Apakah Sudah Waktunya Jual, Kira-kira Untung Berapa?

Melalui kompetisi resmi ini, setiap laga diharapkan memiliki nilai strategis, baik dari sisi teknis maupun poin FIFA.

Dalam rencana yang diumumkan AFC, format AFC Nations League kemungkinan besar akan mengadopsi sistem UEFA.

Negara-negara anggota AFC akan dibagi ke dalam beberapa divisi atau tier berdasarkan peringkat FIFA.

Tim-tim papan atas seperti Jepang, Korea Selatan, Iran, dan Arab Saudi akan bersaing di kasta tertinggi, sementara negara berkembang ditempatkan di divisi bawah dengan lawan yang lebih setara.

Sumber: