Refleksi Akhir Tahun 2024: Gubernur Baru, Target Baru
--
Tidak mungkin semua hanya bertumpu pada Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) di Kota Bandung.
Memang, dari segi kelengkapan, baik dokter maupun peralatan, RSHS sudah sangat memadai. Namun tidak mungkin pula hal itu terus dibiarkan.
Sebenarnya beberapa kebijakan di masa lalu sudah benar arahnya. Beberapa wilayah semestinya memiliki rumah sakit regional dengan skala pelayanan sesuai standar cakupan wilayah regionalnya masing-masing.
Di Kota Cirebon, misalnya, ada RS Gunungjati. RS tersebut diharapkan mampu menangani pasien dari, setidaknya, wilayah Ciayumajakuning (Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan).
Sayangnya, harapan itu kerap kali juga kurang mendapat sambutan masyarakat. Sebenarnya hal itu juga bisa dipahami karena RS Gunungjati tidak ditunjang dengan jumlah dokter spesialis dan sarana/prasarana sehebar RSHS.
Belum lagi jika kita bahas jumlah tempat tidur yang ada. Jadi, agak sulit juga kita membendung stigma “kalau mau lengkap ke RSHS”.
Dari 27 kota/kabupaten di Jawa Barat, daerah yang memiliki rumah sakit tingkat provinsi baru enam daerah.
Itu pun dengan peta sebaran kurang merata. Enam rumah sakit tersebut adalah RSUD Al Ihsan di Kabupaten Bandung, RS Jiwa Cisarua di Kabupaten Bandung Barat, RS Paru Sidawangi di Kabupaten Cirebon, RSUD Jampang Kulon di Kabupaten Sukabumi, RSUD Pameungpeuk di Kabupaten Garut, dan RS Kesehatan Kerja Rancaekek di Kabupaten Bandung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: