Akibat Hujan Deras, Akses Jalan Warga Tertutup Genangan Air di Bangodua

Akibat Hujan Deras, Akses Jalan Warga Tertutup Genangan Air di Bangodua

MASIH TERGENANG: Akses jalan warga tertutup genangan air di Desa Karanggetas Kecamatan Bangodua akibat curah hujan yang tinggi, kemarin.-Anang Syahroni-RADAR INDRAMAYU

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID -Akibat Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Indramayu selama dua hari, dari Jumat (5/7) hingga Sabtu (6/7) membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Indramayu terdampak banjir. Diantaranya Desa Karanggetas Kecamatan Bangodua dan Desa Lombang Kecamatan Juntinyuat.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Indramayu, Asep Abdul Mukti ST MSi mengatakan, pihaknya telah melakukan peninjauan terhadap wilayah yang terdampak curah hujan tinggi, seperti adanya rumah ambruk di Juntinyuat dan Drunten. Sedangkan dampak terparah terjadi di Desa Karanggetas Kecamatan Bangodua.

“Dampak terparah disini (Karanggetas,red) ada rumah tergenang, ada 210 kepala keluarga,  dan 700 jiwa. Sedangkan untuk sawah tergenang di Kecamatan Bangodua seluas 600 hektare,” ujarnya.

Saat ini, sambung Asep, pihaknya telah melakukan berbagai langkah seperti melakukan penutupan pintu air CP 5, sampai mengalirkan air ke Saluran Induk Utara untuk mengurangai debit air di pemukiman warga.

BACA JUGA:Nuraeni Perempuan Asal Desa Bodas Lahirkan Bayi Kembar Lima

“Semoga tidak hujan, agar air bisa segera surut. Sekarang juga sudah mulai terlihat penurunan debit, bantuan pasti ada, kita akan lakukan rapat koordinasi untuk penanganan apakah nanti membuat dapur umum atau bagaimana," ujarnya.

Sementara itu, Kuwu Karanggetas H Nurwedi mengatakan air masuk kepemukiman warga terjadi sejak Jumat sampai Sabtu. Dikatakan Nurwedi, pemukiman terendam karena mendapat kiriman air dari wilayah hulu sungai pembuang (Sungai Cibuaya) yaitu Desa Pagedangan, Sukaperna, Bangodua, dan Beduyut.
“Sejak Sabtu malam air naik, Minggu pagi langsung berkoordinasi dengan semua pihak,” ujarnya.

Untuk menyurutkan debit air, lanjutnya, dengan penyodetan karena sudah masuk permukiman rumah.
“Semoga cepat surut, karena warga juga sudah dua hari sekarang tidak bisa beraktivitas, ada beberapa yang sudah mengungsi di keluarganya yang tidak terdampak. Kita juga masih menunggu hasil rapat dari Dinsos dan BPBD untuk mendirikan dapur umum," tuturnya.

Sedangkan, hingga Senin (8/7), banjir masih merendam areal persawahan di Desa Lombang Kecamatan Juntinyuat.
Salah serang petani di Desa Lombang, Sulton menjelaskan, bibit padi yang baru ditanam tidak terselamatkan akibat terendam banjir sejak Jumat (5/7) hingga Senin (8/7), dimana kedalaman air diperkirakan sampai 60 centimeter (cm).

BACA JUGA:Puskesmas Pondoh dan Juntinyuat Sigap Buka Posko Kesehatan dan Lakukan Pemeriksaan Warga Terdampak Banjir

Dikatakan Sulton, banjir ini berdampak pada gagalnya penanaman benih padi dan kesulitan mencari bibitnya.
“Dampak dari banjir akibatnya petani gagal tandur (tanam) dan susah nyari wini (benih padi),” ujar Sulton.

Sementara itu, Kuwu Desa Lombang, H Pandi menyatakan, hujan yang turun di tiga hari terakhir ini, membuat 100 hektare sawah milik warga Lombang terendam banjir.

Meski demikian, H Pandi mengungkapkan bahwa debit air sudah mulai turun per hari Senin (8/7).
“Setelah hujan reda di hari ini (Senin), dampak dari banjir sawah kembali seperti biasa dan tidak menyebabkan kerugian kepada para petani, karena air yang menggenang sudah dangkal lagi,” ujarnya.

Menurutnya, banjir di Desa Lombang salah satu contoh dampak dari curah hujan tinggi yang sering terjadi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: