UMKM Lelea Belum Tersentuh Permodalan, Butuh Tambah Daya Listrik

UMKM Lelea Belum Tersentuh Permodalan, Butuh Tambah Daya Listrik

BUTUH MODAL DAN TAMBAH DAYA LISTRIK_Pelaku UMKM yang bergerak dalam bidang menjahit pakaian keluhkan tegangan listrik yang sering mati dan habis modalnya untuk beli token listrik-Anang Syahroni-RADAR INDRAMAYU

LELEA, RADARINDRAMAYU.ID - Pemerintah saat ini terus mendorong kemudahan akses permodalan bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Namun nyatanya di lapangan hingga kini masih banyak pelaku UMKM yang belum tersentuh permodalan.

Seperti yang dialami Ima Ojan alias Imoj (33), pelaku UMKM yang bergerak dalam bidang usaha menjahit pakaian di Blok Karang Moncol Desa Pengauban Kecamatan Lelea Indramayu Jawa Barat. Ia mengaku kesulitan, selain modal usaha juga yang paling mendesak adalah masalah tambah daya listrik.

"Aliran listrik yang berada di rumahnya sering mati. Karena daya listrik yang berada di rumahnya hanya 900 VA. Bahkan modal habis untuk beli token listrik saja,"jelas Ima yang sudah menggeluti usaha menjahit dengan nama Konveksi Imoj (Ima Ojan) hampir satu tahun lebih.

Ima berharap kepada pihak PLN untuk bisa meringankan beban biaya produksi. Agar aliran listrik yang digunakan untuk menjahit tidak cepat habis dan terkadang tidak kuat tegangan listrik nya. Ia menjalankan usaha menjahit ini hanya menerima orderan dari pengusaha konveksi yang berada di Pasar Tegalgubug Cirebon.

BACA JUGA:Sri Wahyuni Utami Herman Raih Gelar Perempuan Inspiratif Indonesia 2023

"Bahan baju yang kita jahit itu dapat kiriman dari pengusaha konveksi di Pasar Tegalgubug. Kita disini hanya menjahit saja dan setelah jadi langsung dibawa ke Cirebon,"jelas Ima kepada wartawan kemarin saat di temui di rumahnya.

Menurut Ima, dari usaha menjahit celana skuba atau knit ini bisa memperkerjakan warga sekitar. Untuk satu minggunya, ia bisa mendapat 50 sampai 60 kodi  per minggunya. Satu kodi berisi 20 potong celana skuba."Selama seminggu bisa merampungkan 140 potong celana skuba.

Ada 6 orang pekerja dan satu minggu ia bisa mendapat upah Rp 600 sampai Rp 700 ribu,"pungkas istri dari Ojan seraya meminta adanya bantuan modal dan tambah daya listrik supaya tidak memberatkan usahanya,"pungkas istri dari Ojan yang merupakan purna Pekerja Migran Indonesia (PMI). (Oni)

BACA JUGA:Dua Minggu Kampanye Pemilu 2024, Panwascam Anjatan Temukan 84 Pelanggaran Pemasangan APK di Luar Zonasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: