Polisi Amankan 12 Pelajar, Keluarga Korban Tewas Minta Keadilan

Polisi Amankan 12 Pelajar, Keluarga Korban  Tewas Minta Keadilan

DIDUGA PELAKU: Sejumlah siswa yang diduga pelaku pelemparan batu sedang diberikan pembinaan oleh anggota Binmas Polresta Cirebon.-Cecep Nacepi-radarcirebon.com

CIREBON, RADARINDRAMAYU.ID - Meski masih dalam suasana duka, Ansoli harus datang ke Mako Polresta Cirebon. Dia harus mengurus laporannya, atas kematian anaknya berinisial MR yang masi duduk di bangku SMK kelas 11. MR tewas diduga akibat dari tawuran pelajar yang terjadi di Jl Raya Cirebon-Palimanan tepatnya di depan Griya Jamblang, Kabupaten Cirebon.

Peristiwa tawuran pelajar itu terjadi Rabu 17 November 2022. Kata Ansoli, waktu kejadian, anaknya dalam perjalanan pulang bersama dengan temannya naik omprengan truk semen.

Setibanya di lokasi kejadian, ada pelajar dari sekolah lain yang melemparinya menggguakan  batu. Nahas, MR terjatuh dan meninggal dunia. Belum diketahui pasti, tewasnya korban terkena lemparan batu atau jatuh dari truk.
"Anak saya jatuh dari truk kena tawuran.

Paling parah kepala dan rahang. Karena bengkak jadi discan di Rumah Sakit Mitra. Tulangnya retak, muntah darah, sama mimisan nggak berhenti-berhenti. Sempat dirawat, kemudian meninggal dunia, Kamis (24/11) sekitar pukul 04.00," katanya kepada Radar Cirebon.

BACA JUGA:Jumlah Pendaftar PPK Membeludak

Ansoli sendiri tidak mengetahui kronologisnya. Namun, dari keterangan teman anaknya, karena lemparan batu dan jatuh dari truk. Sehingga mengalami luka serius. Oleh karenanya, Ansoli berharap kepada pihak kepolisian agar memeroses hukum kasus yang menimpa anaknya itu.

"Pengennya pelaku diproses secara hukum seberat-beratnya. Saya sudah bikin laporan di BAP. Saya harap pelakunya dihukuman yang setimpal. Karena, kalau nggak dilemparin  batu, nggak mungkin anak saya jatuh," katanya.

Terpisah, salah satu guru korban yang berinisial AM mengatakan MR merupakan salah satu siswanya yang masih duduk di kelas XI di salah satu sekolah di wilayah Kecamatan Plumbon. Sebelum kejadian, pihaknya pun sudah mewanti-wanti dan mengimbau kepada siswa agar tidak naik mobil omprengan. Namun, lepas dari pantauan guru, mereka membandel naik mobil omprengan.

"Kejadiannya ketika bubaran sekolah, 20 siswa kami pulang sekolah ngompreng di mobil, saat lewat di Toserba Griya ada orang diduga pelajar juga yang ngelempari menggunakan batu dari bawah dan mengenai korban hingga jatuh ke jalan," jelas AM.

BACA JUGA:H Rizki Amali Rosyadi Dilantik Menjadi Ketua IPHI Indramayu

Nahasnya, saat korban terjatuh dan temannya mencoba menolongnya. Namun siswa dari pihak lawan masih tetap menyerang dengan melempari menggunakan batu kepada korban dan teman-temannya. Sehingga yang menjadi korban lemparan batu itu tidaklah satu orang.

"Yang lempari batu ini siswa gabungan dari sekolah lain," katanya.
Pihak guru yang menerima laporan ada siswanya yang jatuh, bergegas dan membawanya ke rumah rakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. Kata AM, selain MR ada korban lainnya yang terkena lemparan batu, yakni AD dan IS. Keduanya juga menjalani perawatan medis.

"Korbannya ada tiga, dua terkena lemparan batu di kepala dan matanya hingga dirawat. Yang paling parah adalah korban berinisial MR karena jatuh dari truk semen. MR setelah dirawat meninggal dunia. Kalau AD dan IS masih dalam proses penyembuhan," paparnya.

Atas meninggalnya MR, keluarga korban melaporkan ke kepolisian. Jasad korban dilakukan autopsi di Rumah Sakit Bayangkara Indramayu. "Korban sudah di otopsi di Indramayu. Untuk cari penyebab kematiannya," katanya.
Atas kejadian tersebut, Satreskrim Polresta Cirebon langsung bergerak melakukan olah TKP dan penyelidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: