Tak Ada Trotoar, Pejalan Kaki Pakai Median Jalan

Tak Ada Trotoar, Pejalan Kaki Pakai Median Jalan

BUTUH TROTOAR: Para pelajar di Kecamatan Kandanghaur terpaksa berjalan kaki di atas median jalan raya pantura, kemarin. -KHOLIL IBRAHIM-RADAR INDRAMAYU

Radarindramayu.id, KANDANGHAUR-Ketiadaan trotoar atau jalur pejalan kaki di sepanjang jalan raya pantura Bumi Wiralodra kembali disorot.

Pasalnya, tidak adanya trotoar, membuat para pejalan kaki terancam bahaya. Mereka terpaksa memanfaatkan median jalan sebagai jalur pejalan kaki.

Seperti terpantau di jalur pantura Patrol dan Kandanghaur. Median jalan dimanfaatkan pelajar sebagai jalur pejalan kaki  untuk menuju maupun pulang sekolah.

Tindakan mereka bukan aksi nekat. Tapi lantaran ketiadaan trotoar. Sementara kondisi bahu jalan yang ada tidak layak dijadikan jalur pejalan kaki. Selain kondisi tanahnya miring, saat musim penghujan sejumlah titik tergenang air. Sementara di musim kemarau, kotor berdebu.

BACA JUGA:Pasca Kenaikan Harga BBM, Pemerintah Bakal Luncurkan Program Solar Untuk Nelayan

“Ramainya pas bubar sekolah. Anak-anak pada naik keatas median jalan kalau mau pulang ke rumah,” kata Maryadi, salah seorang warga, kemarin.

Karena itu ia berharap, pemerintah dapat segera membangun trotoar yang aman dan nyaman. Sehingga budaya jalan kaki kembali lestari.

Tidak hanya di sepanjang jalur pantura, penataan kualitas pedestrian trotoar juga dibutuhkan di jalan provinsi.
Sebagai contoh di sepanjang jalan raya Patrol-Haurgeulis. Mayoritas belum dilengkapi trotoar. Menjadi jalur utama yang ramai dilintasi kendaraan, jalan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu dinilai tak memperhatikan hak untuk pejalan kaki.

Parahnya, trotoar disejumlah tempat keramaian seperti kawasan pasar dan pemukiman warga telah berubah fungsi.
“Jangankan trotoar, bahu jalan saja sudah banyak yang berubah fungsi menjadi halaman pertokoan,” ungkapnya.
Warga lainnya, Jaya membenarkan. Kondisi berubah saat awal-awal reformasi, penataan jalur provinsi itu makin tak karuan.

BACA JUGA:Polisi Bekuk Pengepul dan Bandar Togel

Sekalipun ada trotoar, justru dimanfaatkan oleh pedagang untuk memperluas lapak. “Ditambah banyak bangunan liar disepanjang sungai irigasi, bahu jalan raya habis dimakan,” katanya.

Dia juga berharap, jalan raya Patrol-Haurgeulis secepatnya dibikin trotoar. Selain pedestrian yang harus tersedia, penataan jalan raya hendaknya menjadi satu paket dengan pembangunan jaringan sanitasi atau parit untuk menampung air hujan. “Ini supaya agar ketika turun hujan, air tidak menggenang di atas permukaan jalan yang menyebabkan cepat rusak,” pungkasnya.

BACA JUGA:PLN Mulai Pembangunan PLTA Terbesar di Indonesia dengan Sistem Pumped Storage

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: