Membedah Kegelisahan Penyair Indonesia Atas Minyak Goreng di SMAN 1 Jatibarang

Membedah Kegelisahan Penyair Indonesia Atas Minyak Goreng di SMAN 1 Jatibarang

APRESIASI SASTRA: Penyair Acep Syahril (kiri) bakal membedah kumpulan puisi buku Minyak Goreng Memanggil di SMAN 1 Jatibarang, besok.-UTOYO PRIE ACHDI-

Radarindramayu, JATIBARANG - Sukses launching virtual buku kumpulan puisi “Minyak Goreng Memanggil” melibatkan sejumlah penyair Indonesia yang puisinya tergabung di dalam buku tersebut, 31 Mei lalu. Kali ini, bedah buku yang diterbitkan Siger Publisher dengan kurator Isbedy Stiawan ZS dan Mustafa Ismail, bakal digelar di SMAN 1 Jatibarang Kabupaten Indramayu, Kamis (16/6) besok.

Buku Minyak Goreng Memanggil tersebut memuat 136 puisi karya 58 penyair Indonesia. Diantaranya Acep Syahril (Indramayu) sebagai penggagas acara, Ariyani Isnamurti, Bambang Widiatmoko, Denting Kemuning, D. Zawawi Imron, Eddy Pranata PNP, Ence Sumirat, Isbedy Stiawan ZSMustafa Ismail, Nanang R. Supriyatin, Putri Bungsu, Prawiro Sudirjo, Tarmizi Rumahitam, Vito Prasetyo, Wawan Hamzah Arfan, Wawan Kondo dan lain-lain.

Adalah sebuah buku yang berhasil merekam lindu politik dan guncangan kecil dari ibu-ibu atas kelangkaan minyak goreng beberapa waktu lalu.

Minyak goreng yang telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari aktivitas dapur ini di tangan para penyair menjadi sesuatu yang lain dan menggugah publik. Atas dasar inilah kemudian penyair Acep Syahril membawa buku tersebut ke ranah pendidikan bersama Dzakwan Ali yang puisinya juga tergabung di dalamnya.

BACA JUGA:Berkas Verifikasi Partai Gelora Sudah 100 Persen, Tinggal Diserahkan ke KPU

Dzakwan Ali, mahasiswa Babakan Ciwaringin Cirebon, Fakultas Hukum Keluarga itu mengatakan, kalau para pelajar Indonesia juga harus mengetahui persoalan ini. Sehingga kepekaan mereka terasah untuk ikut peduli terhadap berbagai persoalan yang kira-kira dapat mengancam berbagai aset bangsa, yang berhubungan dengan kelangsungan hidup mereka sebagai generasi pewaris negeri ini kelak.

Kegiatan yang nantinya dihadiri 40 siswa dan 3 guru pendamping ini oleh Acep Syahril digarap dalam bentuk apresiasi dari ruang kelas yang dia prakarsai sejak tahun 1993. Sebuah kegiatan apresiasi sastra yang tidak hanya melibatkan para siswa sebagai apresian, tapi juga menjadi bagian dari karya-karya puisi para penyairnya yang dibacakan dan dibicarakan bersama.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Jatibarang, Pramudia MPd merasa tersanjung ketika sekolahnya dipilih sebagai kegiatan bedah buku yang berisi karya-karya puisi penyair Indonesia yang isinya merekam dan mengabadikan persoalan sosial tentang “minyak goreng” yang sempat menyita perhatian dunia beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:Kegiatan Pertama YRFI Bandung Setelah Hari Raya Idul Fitri 2022, Workshop Pertolongan Pertama Gawat Darurat

Persoalan minyak goreng yang didokumentasikan dalam bentuk karya sastra itu oleh Acep Syahril dianggap sebagai karya monumental dari suatu peristiwa sosial yang memiliki nilai-nilai history, atau sejarah menyakitkan dari suatu zaman.

“Bagaimana tidak. Indonesia sudah menjadi produsen minyak sawit nomor satu di dunia sejak 2006. Berdasarkan data Indexmundi.com, bahkan menurut data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) angkanya menembus 46,8 juta ton per tahun. Produksi sebesar itu didukung oleh ketersediaan lahan perkebunan yang luasnya mencapai 15,1 juta hectare,” ujar pria berekepala plontos ini.(oet)

BACA JUGA:Polda Jabar Siap Konsisten dan Tegas Tindak Pelaku Khilafatul Muslimin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: