Migrant CARE Indramayu Tingkatkan Kapasitas Pencatatan Koperasi 'Desbumi' Lewat Pelatihan Digital

Migrant CARE Indramayu Tingkatkan Kapasitas Pencatatan Koperasi 'Desbumi' Lewat Pelatihan Digital

Pelatihan koperasi desa peduli buruh migran, berbasis digital oleh Migrant CARE Indramayu, Jumat (27/6/2025).-Burhannudin. -radarindramayu.id

RADARINDRAMAYU.IDKoperasi Konsumen Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) Kabupaten Indramayu menggelar pelatihan peningkatan kapasitas, dalam pengelolaan pencatatan Koperasi berbasis digital, di Hotel Wiwi Perkasa 2, Jumat, 27 Juni 2025. 

Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam mendorong digitalisasi pengelolaan koperasi yang dibentuk atas inisiatif warga, khususnya ibu-ibu dari komunitas buruh migran.

Muhammad Santosa (Santos), Koordinator Migrant CARE Indramayu, menjelaskan bahwa koperasi ini lahir dari kesadaran kolektif perempuan-perempuan desa yang tergabung dalam komunitas Desbumi, di bawah Migrant CARE Indramayu

“Koperasi ini dibentuk atas dasar kesadaran dari ibu-ibu komunitas Desbumi itu sendiri. Oleh karena itu, nama koperasinya pun Desbumi, yakni Desa Peduli Buruh Migran,” ungkapnya, saat ditemui di lokasi. 

BACA JUGA:Tanpa Akun Premium, 3 Menit Cair Rp2.000.000! Ini Cara Pinjam Saldo di Aplikasi DANA Paling Satset

Pelatihan ini difokuskan pada pengelolaan pencatatan koperasi dengan pendekatan digital. 

Menurut Santosa, langkah ini penting agar para pengurus dan anggota koperasi dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. 

“Era digital tak bisa dihindari. Melalui digitalisasi, kami harap para pengurus dan anggota koperasi tidak gagap teknologi dan bisa lebih efisien dalam mencatat transaksi,” ujarnya.

“Membuat aplikasi sendiri bisa menelan biaya hingga lebih dari lima puluh juta. Karena itu, sementara kami mencoba mencari aplikasi gratis yang bisa dimanfaatkan,” jelasnya.

BACA JUGA:Bupati Lucky Hakim Lantik 39 Pejabat, Dorong Penguatan Birokrasi yang Responsif dan Berdaya Saing

Santosa menambahkan bahwa digitalisasi memberi kemudahan nyata dalam operasional koperasi. 

“Kalau dulu mencatat di buku, harus dihitung manual pakai kalkulator. Sekarang, cukup input angka dan hasilnya langsung terlihat, otomatis,” kata dia.

Peserta pelatihan berasal dari berbagai desa yang tergabung dalam koperasi, di antaranya Juntinyuat, Juntiweden, dan Tinumpuk. 

“Ini bukan perwakilan komunitas, tapi murni anggota koperasi yang bergabung karena kesadaran pribadi,” katanya menegaskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: