Refleksi Semangat Perjuangan Petani di Hari Perjuangan Petani Internasional

Refleksi Semangat Perjuangan Petani di Hari Perjuangan Petani Internasional

Mimbar bebas, dalam Peringatan Hari Perjuangan Petani Internasional, Kamis (17/4/2025).--radarindramayu.id

RADARINDRAMAYU.ID — Dalam rangka memperingati Hari Perjuangan Petani Internasional, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut Agama Islam Pangeran Dharma Kusuma (IAI PDK), bersama Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara (BEMNUS), Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU), serta Serikat Petani Indonesia (SPI) Indramayu, menggelar aksi refleksi dan solidaritas petani di Alun-alun Indramayu, Kamis, 17 April 2025.

Kegiatan yang diinisiasi oleh SPI Indramayu tersebut diisi dengan berbagai rangkaian acara seperti mimbar bebas, diskusi agraria, pasar tani, pentas seni, serta dapur umum. 

Acara ini menjadi simbol kuat solidaritas antarpetani serta dorongan terhadap kemandirian dan penguatan kelembagaan petani.

Ketua SPI Indramayu, Try Utomo, dalam orasinya menegaskan pentingnya memperingati tanggal 17 April sebagai simbol perlawanan dan harapan bagi petani di seluruh dunia.

"Hari ini adalah pengingat bahwa tanah seharusnya dikuasai oleh rakyat, bukan oleh segelintir elite. Petani harus bangga menjadi bagian dari gerakan yang terorganisir, mandiri, dan perlahan keluar dari jeratan tengkulak, rentenir, serta pinjaman online," ujar Try.

BACA JUGA:Tabel Pinjaman KUR BRI Rp500 Juta Angsuran Perbulan Ringan! Tenor pelunasan Hingga 5 Tahun

Senada dengan itu, Ketua DEMA IAI PDK, Akmal Maulana, menyampaikan bahwa kemiskinan petani bukanlah sesuatu yang terjadi secara alami, tetapi merupakan akibat dari kebijakan agraria yang tumpang tindih dan pengabaian negara terhadap sektor pangan.

"Kami lahir dan tumbuh bersama sawah-sawah dan kenyataan pahit yang dialami para petani. Kesejahteraan bukan hadiah, tapi sesuatu yang harus diperjuangkan. Maka, kami mahasiswa akan terus berada di barisan perjuangan petani," tegas Akmal.

Dalam orasinya, Akmal juga menyinggung peran Badan Urusan Logistik (Bulog) yang dinilai tidak profesiona, serta potensi anjloknya Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah akibat lemahnya kebijakan penyerapan hasil panen.

"Direktur Utama Bulog diisi oleh sosok yang tidak memiliki latar belakang pertanian. Kami juga menolak revisi UU TNI yang melemahkan kesejahteraan rakyat dengan menempatkan hal-hal teknis ke tangan yang bukan ahlinya," tambahnya.

BACA JUGA:Cicilan Ringan Tanpa Bunga! Ini Tabel KUR Syariah Pegadaian 2025, Angsuran Mulai Rp29 Ribu!

Menurut Akmal, kegiatan refleksi ini diharapkan dapat memperkuat solidaritas antara mahasiswa dan petani, serta menjadi ruang belajar bersama dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan nasional.

"Semoga ini menjadi momen penyatuan gerakan antara kampus dan desa. Karena masalah pangan adalah soal hidup dan mati bangsa ini," pungkas Akmal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: