Kenapa Harus Yogyakarta? The New York Times Sebut Sebagai Pusat Alam Semesta

Jurnalis Scott Mowbray menyebut Yogyakarta sebagai "pusat alam semesta" - al muzakky - radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - Ketika jurnalis Scott Mowbray menulis "Never Heard of Yogyakarta? It Might Be the Center of the Universe." Bahwa Yogyakarta mungkin adalah "pusat alam semesta," itu bukan sekadar hiperbola.
Kota ini, yang sering terlewatkan oleh turis yang membanjiri Bali, ternyata menyimpan dunia tersendiri. Sebuah semesta kecil dengan budaya yang kaya, sejarah yang berlapis, dan kehidupan urban yang unik.
Perjalanan menuju Yogyakarta sudah terasa seperti transisi ke dunia lain. Dari hamparan sawah hingga deru skuter di jalanan kota, suasana perlahan berubah dari tenang menjadi hiruk-pikuk. Tapi justru di balik kesibukan inilah Yogyakarta menyimpan pesonanya.
Yogyakarta bukan hanya kota wisata, tapi juga kota pendidikan dan intelektual. Dengan banyaknya universitas dan komunitas seniman, kota ini dipenuhi dengan diskusi, pameran seni, dan ekspresi budaya yang terus berkembang.
BACA JUGA:Catat di Kalender Ya! Pemerintah Tetapkan Jadwal Libur Ramadhan 2025 untuk Siswa Sekolah
Salah satu daya tarik utama adalah warung-warung makan yang berjejer di setiap sudut kota. Dari gudeg yang manis hingga sate kambing yang legendaris, Yogyakarta menawarkan pengalaman kuliner yang menggugah selera.
Seperti yang dilakukan Scott Mowbray, menjelajahi Yogyakarta melalui makanannya adalah cara terbaik untuk mengenal kota ini.
Setiap warung punya cerita, setiap sajian punya akar budaya yang dalam. Misalnya, wedang tahu yang dijajakan sejak pagi makanan khas yang mencerminkan kecintaan orang Jawa pada cita rasa kacang yang kaya.
Yang membuat Yogyakarta begitu menarik adalah cara kota ini menyatukan beragam kepercayaan dan tradisi dalam satu ruang.
Penobatan bagian kota sebagai UNESCO World Heritage Site pada 2023 dengan nama Cosmological Axis menegaskan betapa Yogya bukan hanya kota biasa.
Di pusatnya, berdiri Kraton Yogyakarta bukan sekadar istana, tapi simbol filosofi yang menghubungkan manusia dengan alam semesta.
Arahannya jelas, di utara ada Gunung Merapi, di selatan ada Laut Selatan yang diyakini sebagai tempat tinggal Nyai Roro Kidul. Antara dua kekuatan alam ini, Kraton berdiri sebagai penyeimbang.
Di sekitar Kraton, ada jejak-jejak lain yang membangun mitologi Yogya: Taman Sari, benteng, masjid, dan bahkan dua pohon beringin sakral.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: