STIDKI NU Indramayu Siapkan 5 Prodi Baru dan Bertransformasi Jadi Institut Nahdlatul Ulama

STIDKI NU Indramayu Siapkan 5 Prodi Baru dan Bertransformasi Jadi Institut Nahdlatul Ulama

H Supendi Samian SE MM, Ketua STIDKI NU Indramayu. -Foto: dok/ist. -radarindramayu.id

RADARINDRAMAYU.ID — Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Nahdlatul Ulama (STIDKI NU) Indramayu terus berkembang. Rencananya, kampus di bawah naungan Nahdlatul Ulama ini akan membuka prodi (program studi) baru, dan merubah kelembagaan menjadi Institut Nahdlatul Ulama

Ketua STIDKI NU Indramayu, H Supendi Samian SE MM, menyatakan bahwa saat ini sedang dalam proses mengupayakan hal tersebut. 

"Insya Allah sekarang kita lagi on proses membuat Institut Nahdlatul Ulama Indramayu, dengan membuka lima prodi, yaitu prodi PGPAUD (Pendidikan Guru untuk Pendidikan Anak Usia Dini), kemudian PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), kemudian Manajemen Logistik, kemudian Digital Marketing, kemudian satunya adalah Informatika Teknik," ujar Supendi Samian saat ditemui di kampus STIDKI NU Indramayu, Selasa (14/1/2025).

Pria yang akrab disapa Kang Pendi itu menuturkan, STIDKI NU Indramayu mempunyai konsentrasi mengembangkan skill (kemampuan) para mahasiswanya. 

Tidak tanggung-tanggung, pihaknya mengupayakan setiap mahasiswa dapat menguasai satu skill dalam satu semester. 

"Kami memiliki fokus di pengembangan skill. Jadi, dalam satu semester kami mengupayakan para mahasiswa dapat menguasai satu skill," tegasnya. 

BACA JUGA:Mensos RI dan Ketua BAZNAS RI Tinjau Pembangunan Rumah Nelayan Sejahtera Bermartabat

Menurut Kang Pendi, lulusan sarjana pendidikan bukan jaminan meraih sukses di bidang pendidikan. 

"Kami terus berupaya menciptakan karakter yang mampu bersaing di dalam dunia kerja dan bisnis. Misalnya yang lulusan sarjana pendidikan prodi guru jadi bos pakaian. Itu kan berarti meskipun latar belakangnya adalah guru, tetapi dia punya skill dalam berbisnis," ujar dia. 

Dengan demikian, kata dia, pengetahuan teoritis yang diperoleh dari dalam kelas saja dirasa kurang cukup untuk mengarungi kehidupan. 

"Artinya, kami di sini mengajarkan teori-teorinya di kelas. Tetapi kami tambahkan juga pembelajaran tentang keahlian-keahlian yang tidak didapatkan dari dalam kelas. Misalnya kita adakan seminar jurnalistik untuk khususnya prodi KPI (Komunikasi dan Penyiaran Islam), dan umumnya seluruh mahasiswa boleh ikut," pungkas Kang Pendi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: