Jejak Keturunan Indo-Eropa di Pulau Kisar yang Tetap Terjaga Selama Ratusan Tahun
Pulau Kisar di Maluku menyimpan jejak keturunan Indo-Eropa sejak abad ke-16 - pesonakisar/ig - radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - Pulau Kisar di Kecamatan Pulau-Pulau Terselatan, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, menyimpan kisah unik tentang jejak bangsa Eropa yang masih terpelihara hingga kini.
Di tengah mayoritas penduduk berkulit gelap dan berambut ikal, keturunan Indo-Eropa di pulau ini terus menjaga garis keturunan mereka selama ratusan tahun.
Keberadaan mereka menjadi saksi hidup dari sejarah panjang hubungan bangsa Eropa dengan Nusantara.
Ana Siyane Lerrick, seorang perempuan dengan wajah bule, tubuh tinggi, hidung mancung, kulit putih, rambut pirang, dan mata biru, menjadi contoh nyata dari generasi ke-17 keturunan Eropa di Kisar.
BACA JUGA:Hormati Keputusan PSSI! Marc Klok Angkat Bicara Soal Berakhirnya Era Shin Tae-yong di Timnas
Kehadirannya mencolok di tengah penduduk lokal, mencerminkan kisah nenek moyangnya yang terdampar di Pantai Kaisar pada awal abad ke-16 Masehi.
Menurut Ernest Manfred Belder, sesepuh komunitas Indo-Eropa di Kisar, leluhur mereka sebagian besar adalah tentara Belanda, Jerman, dan Inggris yang menikah dengan perempuan lokal setelah terdampar di pulau tersebut.
Dalam catatan sejarah yang ditulis oleh Ernst Rodenwaldt pada tahun 1928 dalam buku Die Mestizen auf Kisar, Kisar dulunya merupakan bagian dari Provinsi Banda di bawah kekuasaan Kongsi Dagang Hindia Belanda (VOC).
Untuk memperkuat pengaruhnya, VOC menempatkan para tentara yang kemudian berasimilasi dengan penduduk asli melalui pernikahan.
BACA JUGA:Dituduh Biang Kerok! Mees Hilgers Akhirnya Buka Suara Terkait Isu Penyebab Pemecatan Shin Tae-yong
Saat ini, terdapat 12 marga yang dikenal sebagai keturunan Indo-Eropa di Kisar, yakni Joostensz, Wouthuysen, Caffin, Lerrick, Peelman, Lander, Ruff, Bellmin-Belder, Coenradi, Van Delsen, Schilling, dan Bakker.
Di antara mereka, marga Bakker memiliki hubungan khusus dengan keluarga kerajaan Wonreli, Kisar. Meski pernikahan dengan penduduk lokal diperbolehkan, tradisi menikah dengan sesama keturunan Eropa tetap diutamakan untuk menjaga kemurnian garis keturunan.
Bahkan, beberapa keluarga tidak segan menikahkan anggota keluarganya dengan saudara dari satu kakek. Hans Alverd Kaippaty, pria asli Ambon, pernah menghadapi kesulitan menjalin hubungan dengan Ana sebelum akhirnya menikah dengannya.
Keluarga keturunan Indo-Eropa di Kisar juga menjaga hubungan erat dengan kerabat di Eropa melalui pencatatan silsilah yang rapi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: