Wajib Dapat Apresasi! Ternyata Ini Pengorbanan Para Pemain Keturunan Untuk Bisa Bela Timnas Indonesia...

RADARINDRAMAYU.ID - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan perjuangan dan pengorbanan besar yang dilakukan oleh para pemain keturunan untuk membela Timnas Indonesia.

Dalam sebuah pernyataan yang penuh apresiasi, Erick menyoroti bahwa kontribusi mereka bukan sekadar soal bermain sepak bola, tetapi juga soal kebanggaan dan komitmen tanpa pamrih kepada merah-putih.

Para pemain keturunan menghadapi perjalanan yang tidak mudah demi bisa bergabung dengan Timnas Indonesia.

Mereka harus rela meninggalkan kenyamanan di negara asal, menghadapi tantangan administratif, dan mengorbankan status kewarganegaraan mereka untuk menjadi bagian dari skuad Garuda.

BACA JUGA:Babak Pertama Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Skor 1-0, Marselino Cetak Gol Indah

Hal ini bukan keputusan kecil, mengingat mereka juga memiliki tanggung jawab besar di klub masing-masing.

Erick Thohir menekankan bahwa memperkuat Timnas Indonesia bukanlah soal uang atau kompensasi. "Mereka tidak mendapatkan apa pun secara materi.

Ini murni tentang rasa cinta mereka terhadap Indonesia dan keinginan untuk menjadi bagian dari sejarah sepak bola nasional," ujar Erick.

Ia juga menambahkan bahwa pengorbanan ini patut dihargai oleh masyarakat dan menjadi inspirasi bagi generasi muda.

BACA JUGA:Erick Thohir Siap Mundur! Akan Ada Evaluasi Besar-Besaran Usai Laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi

Salah satu contoh nyata adalah Kevin Diks, bek keturunan yang kini memperkuat FC Copenhagen di Denmark.

Kevin mengalami cedera saat membela Timnas Indonesia, yang menjadi kerugian tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi klubnya yang tengah berlaga di UEFA Conference League.

"Tentu ini di luar dugaan, baik untuk Kevin maupun klubnya," ungkap Erick. Kondisi ini menunjukkan risiko yang diambil oleh para pemain keturunan setiap kali mereka memutuskan untuk mengenakan seragam Timnas.

Selain Kevin, ada banyak pemain lain yang juga harus segera kembali ke klub masing-masing setelah menyelesaikan tugas negara, tanpa banyak waktu untuk pemulihan atau istirahat.

Sumber: