MA Sentot, Pahlawan Pejuang Kemerdekaan yang Tak Terlupakan di Indramayu
Kolonel (Purn) Muhammad Asmat Sentot Sutajaya atau karib dikenal MA Sentot. -Foto: istimewa.-radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID – Nama Kolonel (Purn) Muhammad Asmat Sentot Sutajaya atau lebih dikenal sebagai MA Sentot, tak pernah pudar dari ingatan masyarakat Indramayu, terutama bagi generasi yang kini berusia 40-an tahun ke atas.
Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional, radarindramayu.id berkesempatan berbincang dengan Saptaguna, seorang penulis yang pernah mewawancarai langsung MA Sentot di kediamannya di Desa Sukahaji, Kecamatan Patrol, puluhan tahun silam.
MA Sentot, yang lahir di Pekandangan pada 17 Agustus 1925 dan wafat pada 6 Oktober 2001, dikenal sebagai pahlawan kemerdekaan yang memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda.
Saptaguna mengenang betapa kerasnya tekad MA Sentot dalam mempertahankan kemerdekaan.
"Beliau orangnya idealis dan keras. Awalnya, kami sempat ditolak untuk menulis kisah hidupnya, tetapi akhirnya beliau setuju," kenang Saptaguna, beberapa waktu lalu di teras rumahnya.
BACA JUGA:Tepung Tapioka: Kebutuhan Dapur yang Bisa Anda Temukan di Promo 11.11 Blibli
Saptaguna, yang merupakan salah satu anggota gerakan moral SOLID (Solidaritas Independen untuk Indramayu), menjelaskan bahwa perjuangan MA Sentot tak hanya dikenal di Indramayu, tetapi juga dalam sejarah perlawanan nasional.
Pasukan gerilya yang dipimpin MA Sentot, yang dikenal dengan nama "Pasukan Suropati," menjadi momok bagi Belanda dan musuh lainnya.
Dalam buku "Wong Dermayu Ngomong," Saptaguna menulis bahwa MA Sentot sangat tegas dalam menjalankan perjuangannya.
Dituliskan bahwa siapapun yang berada dalam garis merahnya, akan menghadapi konsekuensi tegas.
"Kata Sentot, pokoknya yang gak benar saya sikat," ujar Sapta guna menirukan ucapan Sentot.
Selama masa perjuangan, MA Sentot memimpin beberapa pertempuran penting di wilayah Indramayu, termasuk Pemberontakan Kaplongan, Siwatu, Gantar, dan Bangkir.
Perjuangannya untuk mengusir penjajah Belanda tercatat dalam sejarah perlawanan bangsa Indonesia, bahkan namanya diabadikan di sebuah rumah sakit di Kecamatan Patrol yang kini dikenal sebagai "RS Sentot Patrol."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: