Saksi Hidup Tragedi Kelam 10-0 Tahun 2012, Rendy Irwan Memohon Kepada STY Supaya Indonesia Kalahkan Bahrain!
Gambar Rendy Irwan (kiri) dan Shin Tae-yong (kanan).-Kolase Gambar -radarindramayu.id
RADARINDRAMAYU.ID - Saksi hidup atas tragedi kelam 10-0 pada tahun 2012, yaitu Rendy Irwan kembali muncul ke permukaan.
Berhubung Timnas Indonesia akan kembali bertemu dengan tim nasional sepakbola Bahrain pada ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Rendy ingin menyampaikan permohonan khusus.
Kepada pelatih Garuda saat ini Shin Tae-yong, alumni tragedi kelam tersebut meminta agar rasa malu Indonesia yang kalah dari Bahrain pada 12 tahun silam, untuk bisa dihilangkan pada tahun ini.
"Saya memohon kepada coach STY untuk menghapus rasa malu itu (kalah 10-0). Saya selalu dan terus berdoa supaya Indonesia bisa mengalahkan Bahrain," ujar pemain 37 tahun itu.
"Pengalaman pahit itu masih jelas dan ada di ingatan saya. Makanya saya pribadi memohon kepada coach Shin untuk menghapus rasa malu itu," ujar Rendy dikutip radarindramayu.id via Bola.com.
"Kami sangat malu saat pulang ke Indonesia. Bahkan perasaan itu terbawa sampai saya pulang ke Sidoarjo. Mau keluar rumah saja, saya tidak berani ketemu tetangga dan teman," imbuhnya.
Sebagai pemain yang turun langsung saat tragedi pembantaian 10-0 pada 12 tahun silam. Rendi tahu persis bagaimana rasa bersalah dan malu yang ia pikul selama ini.
Makanya, pada momentum kali kedua antara reuni Indonesia vs Bahrain, sebagai alumni dari tragedi itu. Ia meminta juga untuk segenap pemain Timnas Indonesia, supaya bisa menang atas Bahrain.
BACA JUGA:Ga Main-main! PSSI Ancam Laporkan Bahrain Jika Curang Main Laser Saat Lawan Timnas Indonesia
"Materi Timnas Indonesia saat ini sangat bagus. Saya optimistis, Insyaallah tim asuhan Shin Tae-yong akan membalas kekalahan kami. Dan, semoga Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia," ujar Rendi penuh harap.
Perlu diketahui, sekarang Timnas sudah berubah drastis, bahkan berkembang sangat pesat, berkat semua kerjasama para pemain domestik maupun diaspora hingga pelatih serta ofisial dan federasi.
Rendi juga mengungkapkan bahwa, faktor federasi yang kuat, bisa menjadi motor utama Indonesia untuk bisa mengalahkan dan membalaskan rasa malu kepada Bahrain.
Pasalnya, saat PSSI di zaman Rendi dulu, tepatnya tahun 2012. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia terjadi dualisme yang akhirnya membuat para pemain jadi tidak bisa tampil konsisten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: